MENDESKRIPSIKAN GRAFIK DAN PETA
Dosen
Pengampu :
Nofia
Angela, S.Pd, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nugraha Satria Utama (43217010206)
Muhammad Ichsan (43217010136)
Sherly Jihan Adina (33217010001)
Fakultas
Ekonomi Bisnis
Universitas
Mercu Buana
Jakarta
2018
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, atas kehendak dan
pertolongan Allah SWT, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Mendeskripsikan Gambar Grafik dan Peta Shalawat
dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
seluruh keluarga dan sahabatnya semoga kita mendapat
syafaatnya pada hari kiamat kelak. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu guna mempelajari Bahasa
Indonesia.
Dalam menyelesaikan makalah ini,
kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu kami, terutama kepada dosen pengampu, yaitu Ibu
Nofia Angela,S.Pd,M.Pd , Orang Tua dan
rekan-rekan semua yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat adanya kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan
karena keterbatasan kami, baik dalam pemahaman maupun dalam keabsahan referensi
yang dijadikan rujukan penyusunan makalah. Maka dari itu, diharapkan kepada
semua pihak agar memberikan saran dan kritik yang konstruktif terhadap makalah
ini, untuk perbaikan makalah di masa mendatang. Mudah-mudahan penyusunan
makalah ini mendapat ridho Allah SWT, serta kita semua dapat mengambil manfaat
keilmuan yang terdapat di dalamnya untuk
kemaslahatan kita bersama. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Utama......................................................................................... i
Kata
Pengantar.......................................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................... iii
BAB
I Pendahuluan.................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang........................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3
Tujuan...................................................................................... 2
BAB
II Pembahasan................................................................................. 3
2.1 Definisi Grafik........................................................................ 3
2.2 Kriteria Grafik........................................................................ 3
2.3 Fungsi
Grafik.......................................................................... 5
2.4 Jenis Grafik............................................................................. 6
2.5 Definisi Peta........................................................................... 8
2.6 Syarat Peta.............................................................................. 9
2.7 Fungsi
Peta............................................................................. 18
2.8 Jenis Peta................................................................................ 20
BAB
III Simpulan..................................................................................... 27
3.1 Simpulan.................................................................................. 27
Daftar
Pustaka........................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Grafik
dan Peta merupakan wujud visual yang berdasar pada data yang dikumpulkan,
maupun penelitaan kenyataan yang ada kemudan dikemas dengan wujud gambar untuk
menjelaskan data dan informasi yang akan di komunikasikan.
Dalam
menginformasikan dan melaporkan data
yang diperoleh, kita harus mengetahui bagaimana data yang kita peroleh harus
bisa dipahami, dianalisa dan di mengerti oleh pihak yang berkepentingan.
Pada
kenyataannya banyak sekali kesalahan komunikasi antar individu maupun instansi
terjadi karena kerancuan maupun kesalahan dalam menelaah dan memahami data, hal
tersebut tentunya berdampak pada kesalahpahaman yang mengurangi keefektifan
kerja dan juga akurasi dalam pengambilan keputusan kritis.
Oleh
karenanya Grafik dan Peta merupakan sebuah media universal dan terstandarisasi
secara global dalam mengkomunikasikan maupun memvisualisasikan data dengan cara
yang sebaik baiknya, grafik dan peta merupakan titik temu berbagai sudut
pandang yang memudahkan banyak pihak.
Agar
dapat membuat Grafik dan Peta dengan Baik, perlu diketahui syarat, kriteria dan
fungsi serta segala kelengkapannya dari pembuatan peta dan grafik tersebut,
sehingga kita bisa mengkomunikasikan data melalui media peta dan grafik agar
data yang kita miliki bisa dipahami, dianalisa dan diolah oleh banyak pihak
yang berkepentingan.
1.2 Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini yakni sebagai berikut:
a)
Apa definisi grafik?
b)
Bagaimana kriteria dari grafik?
c)
Bagaimana dan apa saja fungsi dari grafik?
d)
Bagaimana jenis dari grafik?
e)
Apa definisi peta?
f)
Bagaimana syarat dari peta?
g)
Bagaimana dan apa saja fungsi dari peta?
h)
Bagaimana jenis dari peta?
1.3 Tujuan :
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah
ini ialah sebagai berikut.
a)
Untuk mengetahui definisi dari grafik.
b)
Untuk mengetahui kiteria dari grafik.
c)
Untuk mengetahui fungsi dari grafik.
d)
Untuk mengetahui jenis grafik.
e)
Untuk mengetahui definisi dari peta.
f)
Untuk mengetahui syarat dari peta.
g)
Untuk mengetahui fungsi dari peta.
h)
Untuk mengetahui jenis peta.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Grafik
Grafik menurut KBBI adalah
lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang turun
naiknya hasil, statistik, dan sebagainya). Pendapat ahli meyebutkan
Hery Sonawan dalam
pendapatnya “Grafik merupakan
penggambaran data - data yang di plot
dalam sebuah bidang yang menghubungkan dua variable atau lebih”.
Sedangkan dalam sudut
pandang lain, Supranto dalam pendapatnya “Grafik merupakan gambar - gambar yang
menunjukkan secara visual data berupa angka (mungkin juga dengan simbol -
simbol) yang biasanya juga berasal dari tabel - tabel yang telah
dibuat pendapatnya keduanya pun diperjeas dan diperkuat oleh Yudhi Wicaksono
bahwasannya Grafik merupakan salah satu model penyajian data dalam bentuk
visual yang banyak digunakan di berbagai bidang profesi.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa grafik merupakan visualisasi
dari data-data yang diproyeksikan dalam bentuk garis atau gambar yang dibentuk
dengan menggunakan diagram maupun garis serta memiliki keterangan dan
perbandingan antar data.
2.2 Kriteria
Grafik
Berdasarkan Hibard, M. dalam buku
Performance Assessment in The Science Classroom ada dua jenis kriteria grafik
yang baik yaitu:
1.
Grafik yang disusun
berdasarkan data survey
Kriteria
dari grafik yang disusun berdasarkan survey adalah sebagai berikut:
a. Grafik
diberi label dengan jelas dan diberi judul
b. Grafik
yang disusun haruslah memiliki judul yang Jelas Dan Lugas.
c. Satuan
yang dicantumkan sesuai dan dapat diketahui/dibaca dengan jelas
d. Dalam
penyajian data berbentu grafik dapat dipastikan kalau salah satu sumbunya
menyajikan data berupa angka minimal pada sumbu vertikal.
e. Setiap
komponen grafik memiliki kegunaan yang jelas, baik dari judul, skala, satuan
bahkan ruang dalam grafik. Penempatan grafik juga harus pada tempat yang tepat.
Sebaiknya disajikan berdekatan dengan tempat dimana dia dirujuk.
f. Menggunakan
warna, tekstur atau teknik visual yang lain agar grafik yang disusun mudah
dimengerti dan menarik untuk dibaca
g. Grafik
yang disusun sebaiknya disajikan dengan jelas, baik dalam komposisi warna
ataupun pemilihan jenis huruf yang digunakan. Penempatan tulisan sebaiknya
tidak menutupi komponen yang lain. Jika ada komponen yang saling menutupi
komponen yang lain maka sebaiknya diberi warna yang berbeda dan terlihat
mencolok, sehingga masing-masing komponen dapat diamati dengan jelas.
2.
Grafik dari data
percobaan.
Pada kegiatan penyelidikan dan
penemuan sains alam, biasa menggunakan grafik dalam sajian datanya, khususnya
dengan tujuan untuk dapat memprediksikan data selanjutnya dengan bantuan
formula/rumus yang mengaitkan 2 variabel. 2 Variabel tersebut dibagi ke dalam
variabel manipulative/indipenden/bebas dan variabel dependen/respon/terikat.
Variabel manipulative memiliki arti
variabel yang dapat diubah-ubah sedangkan variabel respon merupakan variabel
yang berubah sejalan dengan pengubahan variabel manipulative. Dalam pengubahan
variabel tentunya ada bagian-bagian (variabel) yang dijaga agar tetap, variabel
seperti ini dinamakan variabel kontrol. Langsung saja ke syarat-syarat grafik
yang disusun berdasarkan data percobaan yang menyangkut variabel bebas dan
terikat.
Sedangkan dalam
Implementasi dan penggunaannya Grafik terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
1.
Judul grafik
2. Sumbu
X (sumbu horizontal atau mendatar) yang merupakan variabel yang dapat
diubah-ubah.
3. Sumbu
Y (sumbu vertikal atau tegak) yang merupakan hasil dari perubahan variabel X.
4.
Legenda adalah
keterangan yang berada di sebelah grafik.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kriteria grafik dapat disusun
oleh data data yang telah di ambil dan di satukan melalui gambaran yang
menunjukkan ringkasan dari data. Kriteria ini grafik diambil oleh data survey
maupun pecobaan.
2.3 Fungsi
Grafik
Fungsi dari grafik adalah untuk menggambarkan data-data yang
berupa angka-angka kebetuk yang lebih sederhana secara teliti dan menjelaskan
perkembangan serta perbandingan suatu obyek ataupun peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas. Jadi dapat disimpulkan fungsi grafik:
- Menggambarkan data kuantitatif dengan betuk sederhana namun teliti.
- Menjelaskan perkembangan, perbandingan suatu obyek ataupun peristiwa yang saling berkaitan secara singkat, padat dan jelas.
Tujuan
dari metode grafik adalah untuk memberiakan dasar-dasar dari konsep yang
digunakan dalam teknik simpleks. Prosedur pada umumya adalah untuk
mengubah suatu situasi deskriptif kedalam bentuk suatu masalah pemrograman
linier dengan menentukan variabel-variabelnya serta konstanta-konstantanya,
hingga fungsi obyektifnya dan batas-batasannya (kendala-kendala), sehingga
masalah tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik dan interpretasikan
solusinya.
Adapun fungsi grafik menurut manis, yakni:
1.
Untuk menggambarkan data kuantitatif dengan teliti.
2.
Untuk menjelaskan perkembangan, perbandingan suatu
obyek ataupun peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Grafik disusun berdasarkan pada prinsip matematika dengan menggunakan data yang
komparatif.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa fungsi grafik yakni sebagai media informasi dari data yang telah dimiliki,
dari data tersebut untuk mengambil suatu keputusan berupa ringkasan yang akan
digunakan sebagai materi pokok utama pembahasan dari banyaknya data data yang
telah ada dan di ringkas menjadi satu bahasan.
2.4 Jenis Grafik
Jenis grafik dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
1.
Grafik batang
Grafik
batang adalah grafik yang penyajian datanya mengunakan batang atau
persegi panjang. Grafik batang atau sering kita kenal dengan sebutan histogram.
Grafik batang dipakai untuk memperlihatkan perbedaan tingkat nilai dari
beberapa aspek pada suatu data. Grafik batang merupakan grafik yang paling
sederhana diantara jenis-jenis grafik lainnya. Karena grafik ini sangat mudah
untuk dipahami dan hanya menggambarkan data dalam bentuk batang.
Panjang batang merupakan gambaran dari
presentase data, sedangkan lebar batang tidak berpengaruh apa-apa. Namun, pada
umumnya data yang dapat kita bandingkan dengan grafik ini tidak bisa banyak,
maksimal data yang dapat kita bandingkan hanya delapan data. Untuk dapat
memperjelas perbandingan antara data satu dengan yang lain maka setiap
batang harus memiliki warna-warna yang berbeda.
2.
Grafik Garis
Grafik
garis adalah grafik yang penyajian datanya mengunakan garis atau kurva. Grafik
garis banyak digunakan untuk menggambarkan suatu perkembangan atau perubahan
dari waktu ke waktu pada sebuah objek yang di teliti. Garfik ini terdiri dari 2
sumbu utama yakni sumbu X dan sumbu Y. Untuk pengunaaanya sumbu X biasanya
digunakan untuk menunjukkan waktu pengamatan. Sedangkan sumbu Y digunakan untuk
menunjukkan nilai hasil pengamatan pada waktu-waktu tertentu. Waktu dan
hasil pengamatan dikumpulkan dengan titik-titik pada bidang XY.
Kemudian dari tiap-tiap titik yang
berdekatan dihubungkan dengan garis sehingga akan menghasilkan garfik garis
atau sering disebut juga diagram garis. Misalnya, kita akan membuat
garfik garis dari data pengunjung situs facebook dari hari senin sampai sabtu.
Pada sumbu x kita dapat menulisakan tahun mulai dari senin sampai sabtu dan
pada sumbu y kita dapat menuliskan angka atau nilai hasil yang diperoleh.
Biasanya angka tersebut berupa sekala mulai dari 0 sampai angka hasil tertinggi
yang diperoleh dalam penelitian. Contoh : 0,50, 100, 150, 200, dan seterusnya.
3.
Grafik lingkaran
Grafik
lingkaran adalah grafik yang penyajian datanya mengunakan lingkaran. grafik
lingkaran merupakan gambaran naik turunnya data yang berupa lingkaran untuk
menggambarkan persentase dari nilai total suatu data. Dalam membuat grafik
lingkaran ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yakni, kita tentukan
terlebih dahulu besar persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan
kemudian kita tentukan besarnya sudut masing-masing kelompok data. Untuk
menetukan presentase suatu kelompok data dapat kita laukan dengan cara jumlah
suatu kelompok data di bagi dengan jumlah total seluruh data di kali 100%.
Dan untuk menentukan besar sudutnya
dapat kita lakukan dengan cara membagi hasil presentase kelompok data dengan
360. Yang kedua kita tentukan warna masing-masing kelompok data. Warna
tersebut digunakan untuk mebedakan antara kelompok data satu dan lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jenis grafik yakni batang,
garis, dan lingkaran. Jenis grafik ini semuanya digunakan sesuai fungsional
dari tujuan yang diinginkan dari presetase, total, maupun sekedar diagram yang
menunjukkan data yang asli dan berdasarkan fakta.
2.5
Definisi Peta
Menurut Rukmana, peta adalah
penyederhanaan gambar (planimetri) suatu
daerah yang dilihat langsung dari
udara atau gambar yang memperlihatkan segala sesuatu dari atas. Oleh karena
dilihat dari atas maka semua benda akan tampak berbeda. Sebuah peta akan
memperlihatkan bentuk dan pola dari sejumlah objek.
Ada beberapa
cara untuk membuat peta, mulai dari teknik sederhana, yaitu membuat sketsa atau
denah, menggunakan alat teodolit, teknik foto udara, sampai dengan yang
tercanggih, yaitu teknik penginderaan jauh menggunakan citra satelit. Agar
dapat dibaca, suatu peta harus diberi judul supaya memberikan indikasi lokasi
dimana peta tersebut digambarkan.
Selain itu, peta
dilengkapi pula dengan legenda yang menerangkan arti warna, bentuk, dan simbol
yang dipakai dalam peta.
Sebagai
petunjuk arah, peta menggunakan simbol arah mata angin yang menunjukkan arah
utara, selatan, barat dan timur seperti petunjuk arah pada kompas. Peta
dilengkapi pula dengan skala, yaitu perbandingan jarak di atas peta dengan
jarak sebenarnya di atas tanah.
Budi memberi pengertian bahwa
peta adalah gambaran konvensional muka bumi atau benda angkasa, yang meliputi
perwujudan, letak, maupun data yang berkaitan, seperti tampaknya apabila
dilihat dari atas. Peta memiliki skala tertentu dan dilengkapi dengan
simbol-simbol tertentu pula.
Sumber yang
digunakan sebagai dasar untuk membuat peta dapat berupa hasil pengukuran, foto
udara, atau citra satelit. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi. Untuk
mempelajari kartografi diperlukan bantuan ilmu-ilmu lain, seperti geografi,
matematika, seni, geodesi, hidrologi, dan ilmu-ilmu lain yang relevan.
Seperti yang
telah diketahui, Indonesia telah memiliki unit kerja untuk penelitian dan
pengembangan teknologi survei dan pemetaan, yaitu Badan koordinasi survei dan
pemetaan nasional (Bakosurtanal). Selain Bakosurtanal, ada juga Direktorat
Topografi (Dittop) TNI-AD, Pusat survei pemetaan (Pussurta), serta Dinas
hidrologi dan oseanografi (Dishidros) TNI-AL.
Berlanjut
menurut Dora, peta adalah alat peraga yang memvisualisasikan fenomena suatu
bagian atau seluruh ruang muka bumi di dalam bidang datar secara selektif,
efektif dan matematis.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa peta adalah suatu gambar dua dimensi pada bidang datar
yang gambarnya merupakan perwujudan dari lokasi sebenarnya, peta dibuat secara
nyata berdasarkan kondisi sesungguhnya pada permukaan bumi yang di perkecil
dengan menggunakan skala tertentu, peta berupa seluruh ruang muka bumi yang
isinya selektif, efektif, dan matematis serta berisikan lambang maupun simbol
yang menunjang unsur sebuah peta.
2.6
Syarat Peta
Syarat-syarat peta rupa bumi menurut Rukmana dibagi menjadi 4
bagian. Yaitu,
nama tempat, judul peta, garis grid, dan kontur. Berikut adalah penjelasan
syarat peta:
1.
Nama-nama
tempat
Penulisan
nama tempat dengan capital seluruhnya menunjukkan nama tempat yang dianggap
luas, misalnya BANDUNG. Tempat yang relatif kecil ditulis dengan huruf kapital
pada huruf awalnya saja. Contoh: Cianjur.
2.
Judul
peta
Judul peta
diberikan berdasarkan nama yang paling menonjol di daerah tersebut. Nama yang
diberikan dapat berupa nama kota, sungai, pantai dan sebagainya. Judul BANDUNG
merupakan ibu kota provinsi dan dikenal orang.
3.
Garis
grid
Kisi
garis-garis vertikal dan horizontal yang ditampilkan pada peta rupa bumi adalah
kisi-kisi garis lintang dan bujur. Kedua garis tersebut digambarkan saling
tegak lurus, disebut grid geografi atau grid gratikul. Selain grid geografi,
peta rupa bumi mempunyai grid peta atau grid Proyeksi Transverse Mercator ( TM
), nilai koordinatnya diempatkan pada keempat pojok peta. Nilai koordiat grid gratikul
diberi satuan lintang dan bujur (L, B) sedangkan grid peta diberi nilai satuan
meter (X, Y) dimana memberikan informasi arah garis vertikal atau utara-selatan
disebut Easting (X) serta arah garis horizontal atau timur-barat disebut
Northing (Y).
4.
Kontur
Pada peta
rupa bumi ada garis-garis berwarna orange yang disebut kontur. Kontur
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama di atas muka laut
rara-rata. Pola kontur di peta menggambarkan informasi tentang relief suatu
daerah. Bila dilihat dengan seksama, kita dapat menggambarkan bentuk daratan
pada peta muka bumi dalam tiga dimensi (3D).
Syarat-syarat peta menurut Budi peta
dibagi menjadi unsur umum dan unsur khusus, yakni:
1.
Syarat-syarat
peta secara umum
a.
Jelas
dan tidak membingungkan,
b.
Mudah
dimengerti maknanya,
c.
Memberi
gambaran mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya,
d.
Sedap
dipandangm menarik, rapi, dan bersih.
2.
Syarat-syarat
peta secara khusus
a.
Judul
peta, menceriminkan isi peta.
b.
Skala
peta, merupakan perbandingan jarak di peta dan jarak di lapangan.
1)
Skala
angka (numerik): skala yang dinyatakan dengan angka. Contoh:
Peta Indonesia dengan skala
1 : 20.000.000, artinya setiap 1 satuan pada peta menunjukkan 20.000.000 satuan
di lapangan atau 1 cm pada peta sama dengan 200 km.
Berdasarkan besarnya, skala
angka yang digunakan, peta dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu
peta kadaster/peta teknik (1:100 – 1:5.000); peta skala besar (1:5.000 –
1:250.000); peta skala sedang (1:250.000 – 1:500.000); peta skala kecil (1:500.000
– 1:1.000.000); peta skala tinjau/geografis (1:1.000.000 dan lebih kecil).
2)
Skala
garis (grafis): skala yang ditunjukkan dalam bentuk garis.
3)
Skala
verbal: skala yang ditulis dalam bentuk kalimat.
Contoh: one inchi, two
miles.
c.
Orientasi
peta (petunjuk arah)
Orientasi peta adalah petunjuk arah pada peta yang
menunjukkan arah utara. Umumnya diberi simbol sederhana berupa anak panah dan
diberi huruf U.
d.
Sumber
peta
Dicantumkan agar diketahui dari mana sumber peta, data
peta, dan pembuatnya.
e.
Tahun
pembuatan atau penerbitan peta
Penting untuk kemungkinan perubahan data dalam watu
tertentu.
Contoh:
Peta Topografi Sheet XL – 2a, Dittop AD, 1999. Berarti peta tersebut dibuat dan
dikeluarkan tahun 1999 oleh Direktorat Topografi Angkatan Darat, lembar 20-2a.
f.
Inset
peta
Berfungsi sebagai petunjuk lokasi daerah yang
dipetakan terhadap daerah sekitarnya. Inset peta dapat dibedakan mejadi dua
macam sebagai berikut.
1)
Inset
pembesaran, berfungsi menerangkan dan memperjelas informasi penting dari suatu
lokasi atau wilayah peta utama yang kenampakannya kecil (tidak jelas). Contoh:
Peta Jawa Barat memerlukan inset Kota Bandung, maka Kota Bandung merupakan
inset pembesaran.
2)
Inset lokasi wilayah, berfungsi memeberikan
gambaran yang baik mengenai posisi geografi daerah yang dipetakan terhadap
daerah sekitarnya. Contoh: untuk mengetahui lokasi, peta Kota Bandung
memerlukan inset Jawa Barat.
g.
Warna
peta
Mempresentasikan (mewakili) objek di lapangan sehingga
memiliki kemiripan dengan objek sesungguhnya di lapangan. Contoh: warna biru
untuk perairan (warna gradasi sesuai tingkat kedalaman); hijau untuk dataran
rendah; merah untuk jalan raya dan lainnya.
h.
Tulisan
(lettering)
Memberikan penjelasan terhadap informasi lokasi,
letak, dan kenampakan objek geografi di dalam peta. Penggunaan tipe huruf yang
dapat diikuti adalah sebagai berikut.
1)
Huruf
romawi digunakan untuk menulis nama
Negara, provinsi, ibu kota, dan kota-kota besar (contoh: provinsi Banten).
2)
Huruf
italic atau miring digunakan untuk
menulis kenampakan air seperti laut, teluk, pelabuhan, dan sejenisnya (contoh:
Samudera Hindia).
3)
Huruf
gothic digunakan untuk menulis
kenampakan hypsografi, seperti
pegunungan, lembah, dan sejenisnya (contoh: Gunung Merapi).
4)
Huruf
gothic miring digunakan untuk menulis
kenampakan medan buatan, seperti jalan raya, sekolah dan sejenisnya (contoh:
Jl. Hayam Wuruk).
i.
Garis
tepi peta
Berfungsi membatasi peta dengan semua komponen peta
antara daerah yang dipetakan dengan daerah di sekitarnya.
j.
Garis
astronomi
Berfungsi memberikan informasi posisi atau letak absolut
suatu daerah yang dipetakan berdasarkan letak lintang dan bujurnya. Koordinat
peta dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
1)
Koordinat
lintang dan bujur
Berfungsi untuk mengetahui
posisi suatu titik di muka bumi atau untuk
mengetahui letak astronomi suatu tempat si muka bumi. Besaran bujur
adalah garis yang diukur dalam derajat dari titik 0° (meridian Greenwich). Bujur dari Greenwich kea rah timur disebut
Bujur Timur (BT) dan ke arah barat disebut Bujur Barat (BB). Besaran lintang
adalah garis yang diukur dalam derajat dari ekuator (khatulistiwa) kea rah
kutub utara (LU) atau kea rah kutub selatan (LS).
2)
Koordinat
X dan Y
Bentuk dan peran koordinat X
dan Y sama dengan bentuk dan peran koordinat lintang dan bujur, tetapi tidak
mewakili posisi lintang dan bujur.
k.
Legenda
peta
Keterangan
yang diperlukan peta pada umumnya menyajikan keterangan simbol, tanda, atau
singkatan yang digunakan pada peta. Simbol-simbol pada peta dapat dibedakan
menurut bentuknya sebagai berikut.
1)
Simbol
menurut sifatnya
a.
Simbol
kualitatif adalah simbol pada peta
yang tidak mencerminkan jumlah, angka-angka atau volume tertentu atau seperti
simbol batas provinsi atau letak ibu kota.
b.
Simbol
kuantitatif adalah simbol yang memuat
unsur nilai, angka atau jumlah, seperti simbol jumlah penduduk, luas lahan, dan
jumlah hasil pertanian.
2)
Simbol
menurut bentuknya
a.
Simbol
titik (poin) digunakan untuk menandai letak suatu tempat, yaitu titik, kotak,
segitiga, masjid, gereja, dan sebagainya.
b.
Simbol
garis (line) digunakan untuk kenampakan jalan raya, sungai, batas administrasi,
dan sebagainya.
c.
Simbol
luas (area) digunakan untuk kenampakan hutan, lahan pertanian dan perkebunan,
pemukiman penduduk, iklin, curah hujan, dan sejenisnya.
d.
Simbol
warna (color) digumakan untuk kenampakan laut, sungai, dataran rendah, dan
sebagainya.
Berlanjut syarat-syarat peta menurut Dora, adalah sebagai berikut.
1.
Keterangan
atau legenda
2.
Skala
peta
Skala peta adalah
perbandingan ukuran antara ukuran pada peta dengan ukuran sebenarnya di
lapangan. Contoh: skala 1 : 50.000, artinya 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm
di lapangan.
Jenis skala:
a.
Skala
angka
·
Semakin
besar angka pembandingnya, makin kecil skala tersebut.
·
Contoh:
1 : 50.000 lebih besar dari 1 : 100.000
b.
Skala
batang atau garis
Mengubah
skala:
1
inci = 2,54 cm
1
mil = 63.360 inci
Memperbesar
dan memperkecil skala:
Jarak baru =
x Jarak awal
|
3.
Judul
peta
4.
Bagian
dunia mana
5.
Tata
warna
Penggunaan warna pada peta
ditunjukkan untuk tiga hal:
a.
Untuk
membedakan
b.
Untuk
membedakan kualitas dan kuantitas
c.
Untuk
keindahan
Tidak ada ketetapan tertentu yang mengharuskan suatu
peta menggunakan warna tertentu, melainkan atas dasar kelaziman. Misalkan warna
biru untuk perairan.
6.
Simbol
Untuk menyatakan “sesuatu
hal” ke dalam peta kita tidak menyatakannya atau menggambarkannya seperti
bentuk benda itu yang sebenarnya melainkan kita pergunakan sebuah “gambar
pengganti” atau simbol (substitute). Dengan demikian kita kenal ada simbol
untuk persawhan, simbol untuk jalan, simbol untuk kampong, simbol untuk
pelabuhan dan seterusnya.
Penggolongan simbol
Berdasarkan bentuknya, simbol-simbol
yang dipergunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Titik
(dot)
Dipergunakan
untuk:
·
Sekedar
tanda, misalnya untuk menyatakan letak sebuah kota, atau lainnya.
·
Menyatakan
kuantitas.
Contohnya: satu titik harganya sama dengan 1000 ekor
sapi; satu titik sama dengan 100 orang dan sebagainya.
b.
Garis
Berdasarkan
sifatnya di pergunakan sebagai:
1.
Gambar
untuk menyatakan kualitas, seperti: jalan, jalan kereta api, sungai, dsb.
2.
Gambar
untuk menyatakan kuantitas. Dikenal di kalangan pemetaan dengan ISOLINES (garis
yang menghubungkan titik-titik dengan nilai “suatu hal” yang sama).
Dengan
demikian timbillah istilah seperti:
a)
Isohyet (garis dengan curah hujan sama)
b)
Isobar (garis dengan angka tekanan udara sama)
c)
Isogon (garis dengan deklinasi magnet sama)
d)
Isotherm (garis dengan angka suhu sama)
e)
Isopleth (garis yang menunjukkan daerah dengan angka kuantitas sama)
Garis kontur: Merupakan garis yang menguhubungjan
tiitk dengan ketinggian yang sama pada permukaan bumi. Kontur Interval:
Merupakan jarak antar dua garus kontur.
Ci =
x penyebut skala
|
c.
Batang
1.
Simbol
batang harga tunggal
2.
Simbol
batang harga majemuk
d.
Lingkaran
Dipergunakan:
1.
Hanya
sebagai tanda, misalnya untuk kota.
2.
Untuk
menyatakan kuantitas.
e.
Bola
Prinsipnya
seperti lingkaran berbanding; ISI bola digunakan sebagai pembanding
f.
Pola
Digunakan
untuk menyatakan perbedaan antara daerah; dapat digunakan dengan membedakan
warna atau dengan gradasi.
7.
Proyeksi
Pada dasarnya, pengertian
proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang bola (bidang lengkung) ke
bentuk bidang datar.
a.
Persyaratan
sebuah proyeksi peta adalah sebagai berikut:
1)
Bentuk
yang diubah harus tetap (conform).
2)
Luas
permukaan yang diubah harus tetap (equivalent).
3)
Jarak
antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diunah harus tetap
(equidistant).
b.
Pengelompokkan
proyeksi peta berdasarkan bidang asal
Ada
tiga bidang permulaan, di mana proyeksi peta tersebut di buat. Sedangkan yang
keempat merupakan usaha “perhitungan”. Ketiga bidang tersebut adalah:
1)
Bidang
datar (zenithal)
2)
Kerucut
(conical)
3)
Tabung
(cylindrical)
4)
Gubahan
(arbitrary), merupakan proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan
8.
Inset
9.
Tanda
orientasi
10. Garis lintang dan bujur
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa syarat peta berisikan nama
tempat, judul peta, garis grid, kontur, skala, petunjuk mata angin, sumber
peta, tahun pembuatan dan penerbitan peta, inset peta, warna peta, tulisan,
garis tepi, garis astronomi, legenda peta, dan simbol.
2.7
Fungsi Peta
Peta sangat
diperlukan oleh manusia. Peta dapat digunakan untuk mengetahui atau
menentukan lokasi yang kamu cari. Sekalipun kamu belum pernah mengunjungi
tempat tersebut sebelumnya.
Fungsi
peta secara umum adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan
posisi, lokasi, dan titik suatu tempat di permukaan bumi.
Contoh: dengan peta
Kawasan ASEAN , kita dapat mengetahui bahwa Negara Indonesia berada disebelah
selatan Negara Filipina. Negara Brunei Darussalam berada di sebelah utara
Kalimantan. Pulau Sulawesi berada di sebelah timur Pulau kalimantan.
2.
Memperlihatkan ukuran
(luas dan jarak) serta arah suatu tempat di permukaan bumi.
3.
Menggambarkan
bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai, dan
bentuk-bentuk lainnya.
4.
Membantu peneliti
sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5.
Menyajikan data tentang
potensi suatu wilayah.
6.
Alat analisis untuk mendapatkan
suatu kesimpulan.
7.
Alat untuk menjelaskan
rencana yang diajukan.
8.
Alat untuk mempelajari
hubungan timbal-balik antara fenomena geografi di permukaan bumi.
9.
Alat Pembelajaran.
Kita dapat belajar
mengenai wilayah-wilayah yang ada di permukaan Bumi dengan menggunakan peta.
Peta merupakan salah satu alat pembelajaran. Peta digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti geografi dan sejarah.
10. Peta
dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi lingkungan suatu tempat.
Contoh: melalui peta
dapat diketahui suatu wilayah berada di daerah tropis, daerah kutub, atau
daerah sedang. Dengan mengetahui bahwa Antartika berada di Kutub Selatan kita
dapat mengungkapkan bahwa di tempat itu suhu udaranya sangat dingin dan
dimana-mana terdapat tumpukan salju. Melalui warna pada peta kita juga dapat
mengetahui suatu wilayah berupa daerah datar atau bergunung-gunung. Contoh:
pada peta rupa bumi, daerah dataran rendah digambar dengan warna hijau dan
daerah pegunungan digambar dengan warna coklat.
11. Melalui
peta tematik kita dapat memperoleh data.
Contoh: dari peta
kepadatan penduduk kita dapat memperoleh data provinsi-provinsi mana saja yang
penduduknya masih jarang dan provinsi mana yang penduduknya sangat padat.
12. Melalui
peta orang dapat memperkirakan kemungkinan usaha yang dilakukan.
Menurut Budi, fungsi peta di lingkungan pendidikan
sekolah, peta berfungsi sebagai alat peraga, media pembelajaran, catatan visual
permanen, alat komunikasi, dan alat analisis. Dengan menggunakan peta dan
berikut data-data statistiknya, tentu kamu akan lebih cepat memahami materi
pembelajaran tentang letak dan luas suatu wilayah.
Peta sangatlah penting bagi
kehidupan manusia, secara umum fungsi
peta menurut Johan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di
permukaan bumi
2.
Memperlihatkan Ukuran dan arah suatu tempat di
permukaan bumi
3.
Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi
4.
Membantu mengetuhi kondisi suatu daerah
5.
Menyajikan data potensi suatu wilayah
6.
Alat anlisis
7.
Alat untuk mempelajari fenomena geografi di permukaan
bumi
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa fungsi peta digunakan sebagai
media pembelajaran, media informasi, dan media komunikasi.
2.8
Jenis Peta
Menurut Budi, jenis
peta dibagi menjadi tiga yaitu:
a.
Peta
induk/ Peta dasar
Peta
induk merupakan hasil survey permulaan dari geodesi, yang dapat digunakan untuk
membuat peta-peta lain dan masih membutuhkan materi-materi tambahan serta hanya
mencakup data-data pokok atau penting.
Contoh:
b.
Peta
topografi
Peta
yang meggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail.
Contoh:
c.
Peta
tematik
Peta
yang menampilkan tema tertentu atau khusus. Peta tematik meliputi beberapa
jenis peta berikut.
1)
Peta
statistik
a)
Peta
statistik kualitatif, yaitu peta yang menggambarkan penyebaran jenis data tanpa
memperhitungkan jumlah data.
b)
Peta
statistik kuantitatif, yaitu peta yang menggambarkan penyebaran jenis data
sekaligus memperhitungkan besaran data.
2)
Peta
dinamik
Peta yang menggambarkan gerakan suatu data, berupa
simbol garis dan panah.
Contoh:
Menurut Dora, jenis peta dibagi dalam:
1.
Menurut
isi atau informasinya
a.
Peta
topografi
Yaitu peta yang menggambarkan semua benda yang tidak
bergerak di ruang muka bumi di dalam alam maupun bentang budaya, berguna untuk
mengenali bentuk medannya (topografi).
b.
Peta
tematik
Yaitu peta dengan “suatu tema” yang disusun dari
bahan-bahan statistic. Skala peta tematik umumnya kecil.
Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta
kepadatan penduduk, dan sebagainya.
Contoh:
2.
Menurut
kegunaannya
a.
Peta
dinding
b.
Peta
militer
c.
Peta
navigasi
3.
Menurut
skalanya
a.
Peta
teknik (kadaster)
Peta yang berukuran sangat besar dengan skala 1 : 100
– 1 : 5.000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga
banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan
jalan, jaringan air, dan sebagainya.
b.
Skala
besar
Peta dengan skala 1 : 5.000 – 1 : 250.000. Biasanya
peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
c.
Skala
sedang
Peta dengan skala 1 : 250.000 – 1 : 500.000
d.
Skala
kecil
Peta dengan skala 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000
e.
Skala
geografi
Peta dengan skala lebih dari 1 : 1.000.000
Contoh:
4.
Menurut
sumber datanya
a.
Peta
yang dibuat dari data hasil pengukuran langsung di lapangan
b.
Peta
yang dibuat dari data hasil sampling di lapangan
c.
Peta
yang dibuat dari data statistik
5.
Menurut
keadaan objeknya
a.
Peta
stasioner, bersifat relative stabil.
Contoh:
peta topografi, peta geologi, peta jenis tanah
b.
Peta
dinamik, perubahannya berlangsung relatif cepat.
Contohnya:
peta kepadatan penduduk, peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan
komunikasi.
Menurut Johan, peta dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu peta berdasarkan isinya, berdasarkan
skalanya dan berdasarkan tujuanya.
A.
Jenis peta berdasarkan
isinya
1. Peta
Umum
Peta umum adalah
peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua
penampakan yang terdapat dalam suatu daerah, baik kenampakan alam maupun
kenampakan sosial budaya. Peta umum dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu:
a. Peta
topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggamabrkan bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Peta topografi yaitu peta yang menggamabrkan bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
b. Peta
Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala lebih kecil antara 1:250.000 sampai 1:1000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, Negara bahkan dunia. Dalam peta chorografi juga digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah diantaranya gunung, sungai, danau, jalan batas wilayah, kota, rawa dll. Atlas adalah salah satu kumulan peta chorografi.
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala lebih kecil antara 1:250.000 sampai 1:1000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, Negara bahkan dunia. Dalam peta chorografi juga digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah diantaranya gunung, sungai, danau, jalan batas wilayah, kota, rawa dll. Atlas adalah salah satu kumulan peta chorografi.
2. Peta
khusus atau Tematik
Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambakan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan, baik kondisi fisik maupun social budaya. Contoh: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran penduduk dll.
Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambakan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan, baik kondisi fisik maupun social budaya. Contoh: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran penduduk dll.
B. Jenis
peta berdasarkan skalanya
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Berdasarkan skalanya peta dapat di kelompokan dalam empat jenis, yaitu :
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Berdasarkan skalanya peta dapat di kelompokan dalam empat jenis, yaitu :
1. Peta
kadaster/teknik adalah peta dengan skala antara 1:100 sampai 1:5000.
2. Peta
skala besar adalah peta dengan skala 1:5000 sampai 1:250.000
3. Peta
skala sedang adalah peta dengan skala 1:250.000 sampai 1:500.000
4. Peta
skala kecil adalah peta dengan skala 1:500.000 sampai 1:1000.000
C. Jenis
Peta berdasarkan tujuanya
1. Peta
pendidikan
Contohnya: peta
lokasi sekolah SLTP/SMU.
2. Peta
ilmu Pengetahuan
Contohnya: peta
arah angin, peta penduduk.
3. Peta
Informasi Umum
Contohnya: peta
pusat perbelanjaan.
4. Peta
turis
Contohnya: peta
museum, peta rute bus.
5. Peta
navigasi
Contohnya: peta
penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta
Aplikasi
Contohnya: peta
penggunaan tanah, peta curah hujan.
7. Peta
Perencanaan
Contohnya: peta jalur
hijau, peta perumahan, peta pertambangan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jenis peta dapat dapat di
kelompokkan sesuai fungsi. Mulai dari isi, informasi, kegiatan, skala, sumber,
objek dan tujuan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Grafik dapat di definisikan sebagai penyajian data
berangka, suatu tabel gambar yang dapatmempunyai nilai informasi yang sangat
berfaedah, namun dari grafik yang menggambarkanintisari informasi sekilas akan
lebih efektif,grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari
sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik, tujuan membuat garafik adalah
untuk memperhatikan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta
sederhana. Ada beberapa macam grafik, dan yang paling umum di gunakan adalah
grafik-grafik garis, batang, lingkaran, atau piring dan grafik bergambar.
Peta dapat di definisikan peta adalah suatu gambar dua dimensi pada bidang datar
yang gambarnya merupakan perwujudan dari lokasi sebenarnya, peta dibuat secara
nyata berdasarkan kondisi sesungguhnya pada permukaan bumi yang di perkecil
dengan menggunakan skala tertentu, peta berupa seluruh ruang muka bumi yang
isinya selektif, efektif, dan matematis serta berisikan lambang maupun simbol
yang menunjang unsur sebuah peta.
Daftar Pustaka
Andi.
“Jenis-jenis Peta”. 15 November 2018.
Budi, Hasan. 2007. Ips Geografi. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Dora, Dwi. 2010. Teori dan Soal Geografi.
Jakarta: BTA
Guru. “Fungsi
Peta (12 Manfaat dan Kegunaan Peta)”. 14 November 2018.
Junaidi.
2015. Membuat Grafik dengan Dua Sumbu (Axis) Vertikal yang
Berbeda
Johan. “Mengenal Peta
(Bagian 1)”. 15 November
2018.
Lee, Christopher . 2014.
Yuk, Optimalkan Visualisasi Data dengan Chart &
Infografis
Manis. “Pengertian Grafik
Tujun Pembuatan Fungsi Jenis dan Contoh”. 15
November
2018.
https://www.pelajaran.id/2017/30/pengertian-grafik-tujuan-pembuatan-fungsi-jenis-jenis-grafik-dan-contoh-grafik.html
Min. “Aturan Membuat Grafik
dan Tabel dalam Pengukuran. 14 November 2018.
https://www.pelajaran.id/2016/29/aturan-membuat-grafik-dan-tabel-dalam-pengukuran.html
Ristekdikti.
2015. “Pedoman penulisan makalah jurnal standardisasi”
Rukmana, Yeni. 2009. Atlas Pintar Indonesia dan
Dunia. Jakarta: Sirnabaya
Mandirancan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar