Rabu, 03 Oktober 2018

MODUL 2 Cost Behaviour

















Cost Behaviour

ANALISIS PERILAKU BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
Biaya tetap :    Biaya yang secara total tidak berubah saat volume produksi atau aktivitas bisnis meningkat atau menurun.
Biaya variabel : Biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas.
Biaya semivariabel : Biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel.
 Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran :
1. Pengaturan minimum mungkin diperlukan,  atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk   memelihara kesiapan beroperasi. Di luar  tingkat minimum biaya, yang biasanya tetap,  tambahan biaya bervariasi terhadap volume.
2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek   pengeluaran atau fungsi, umumnya mengelompokkan biaya tetap dan biaya       variabel bersama-sama.

MEMISAHKAN BIAYA TETAP DENGAN BIAYA VARIABEL
Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut :
            1) Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan    analisis varians.
            2) Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varians.
            3) Perhitungan biaya langsung dan analisis varians.
            4) Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba
            5) Analisis biaya diferensial dan komparatif.
            6) Analisis maksimasi laba dan minimasi biaya jangka pendek.
            7) Analisis anggaran modal.
            8) Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah,  produk, dan pelanggan


 Umumnya, kalsifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan menggunakan salah satu dari metode perhitungan berikut :
            1. Metode tinggi – rendah
            2. Metode Scattergraph, atau
            3. Metode kuadrat terkecil.
Metode-metode ini digunakan tidak hanya untuk mengestimasikan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel, tetapi juga untuk menentukan apakah suatu biaya seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang relevan.

1. Metode Tinggi-rendah (high and low points)
          Dalam metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik.
          Titik data (periode) dipilih dari data historis yang merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah.
          Periode-periode ini biasanya, tetapi tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah dari biaya yang dianalisis.
          Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Tetapi harus hati-hati untuk tidak menggunakan data dari periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.
          Metode tinggi rendah sama saja dengan memecahkan dua persamaan simultan, berdasarkan asumsi bahwa kedua titik berada pada garis variabel yang benar.
          Metode tinggi rendah bersifat sederhana, tetapi memiliki kerugian akibat penggunaan hanya dua titik data untuk menentukan perilaku biaya, dan metode ini didasarkan pada asumsi bahwa titik-titik data yang lain berada pada garis lurus diantara titik tinggi dan titik rendah.
          Karena hanya menggunakan dua titik data, metode ini bisa menghasilkan estimasi biaya tetap dan biaya variabel yang bias. Akibatnya, estimasi total biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung dengan metode ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh dari metode lain yang menggunakan lebih banyak titik data.
MEMISAHKAN BIAYA TETAP DENGAN BIAYA VARIABEL
Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut :
            1) Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan    analisis varians.
            2) Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varians.
            3) Perhitungan biaya langsung dan analisis varians.
            4) Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba
            5) Analisis biaya diferensial dan komparatif.
            6) Analisis maksimasi laba dan minimasi biaya jangka pendek.
            7) Analisis anggaran modal.
            8) Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah,  produk, dan pelanggan
 Umumnya, kalsifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan menggunakan salah satu dari metode perhitungan berikut :
            1. Metode tinggi – rendah
            2. Metode Scattergraph, atau
            3. Metode kuadrat terkecil.
Metode-metode ini digunakan tidak hanya untuk mengestimasikan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel, tetapi juga untuk menentukan apakah suatu biaya seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang relevan.

          pada asumsi bahwa titik-titik data yang lain berada pada garis lurus diantara titik tinggi dan titik rendah.
          Karena hanya menggunakan dua titik data, metode ini bisa menghasilkan estimasi biaya tetap dan biaya variabel yang bias. Akibatnya, estimasi total biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung dengan metode ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh dari metode lain yang menggunakan lebih banyak titik data.
          Dalam metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik.
          Titik data (periode) dipilih dari data historis yang merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah.
          Periode-periode ini biasanya, tetapi tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah dari biaya yang dianalisis.
          Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Tetapi harus hati-hati untuk tidak menggunakan data dari periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.
Contoh Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah
Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah.
Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a + b x dapat ditentukan.
Langkah-langkah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan terendah adalah :
1. Menentukan biaya variabel satuan atau b
Biaya pada titik tertinggi Yt = a + bxt
Biaya pada titik terendah Yr = a + bxr
Perbedaan Yt – Yr = bxt – bxr
Jadi :
b (xt – xr) = Yt - Yr
dimana :
Yt = jumlah biaya pada titik tertinggi
Yr = jumlah biaya pada titik terendah
a = jumlah total biaya tetap
xt = kapasitas tertinggi
xr = kapasitas terendah
 
2. Menentukan Besamya Total Biaya Tetap atau a
Total biaya tetap a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada
titik terendah, dengan rumus :
Pada titik tertinggi adalah :
a = Yt – bxt
Sedangkan pada titik terendah adalah :
a = Yr – bxr  
3. Menentukan besamya Anggaran Fleksibel
Setelah b dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya dengan anggaran fleksibel adalah :
Y=a+bx
Contoh :
Biaya listrik untuk pabrik PT. Nusantara dalam tahun 19AA tampak pada tabel 1 :
    n
Bulan
 
       x
Kapasitas
(Jam Mesin)
 
        Y
Biaya Listrik
 
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juuli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Rp. 1.400
Rp. 1.600
Rp. 1.200
Rp. 1.800
Rp. 2.400
Rp. 2.000
Rp. 1.800
Rp. 2.400
Rp. 2.600
Rp. 3.000
Rp. 2.200
Rp. 1.600
 
Rp. 30.880
Rp. 33.920
Rp. 28.000
Rp. 37.360
Rp. 46.000
Rp. 40.400
Rp. 37.720
Rp. 45.040
Rp. 49.000
Rp. 55.000
Rp. 43.000
Rp. 33.680
 
Rp 24.000
Rp 480.000

Dari data listrik pabrik tersebut dapat dipisahkan ke dalam elemen biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah tampak pada tabel berikut :  
Metode titik tertinggi dan terendah memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :
Kebaikan : Metodenya sederhana sehingga mudah dihitung dan dipakai.
Kelemahan : Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.

2, Metode Scatteergraph
Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y. Aktivitas terkait disebut variabel independen – misalnya, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung- dan diplot sepanjang garis horizontal yang disebut sumbu x.
Metode ini merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah karena metode ini menggunakan semua data yang tersedia, bukan hanya dua titik data.
Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tsb tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear.
Inspeksi visual juga memfasilitasi deteksi titik data abnormal (kadang disebut sebagai outliners).
Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interpretasi visual.
Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.
Langkah-langkah di dalam pembuatan grafik statistikal adalah :
(1) Membuat denah atau grafik statistikal
Garis tegak lurns atau vertikal disebut sumbu Y menunjukkan tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut sumbu X menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan.
(2) Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik statistikal Biaya per bulan digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan tingkatan kegiatan.
(3) Ditarik garis B atau biaya. Dan semua titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya.
(4) Menentukan besamya total biaya tetap atau a Perpotongan garis b atau biaya dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya total biaya tetap atau a, perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan secara horizontal atau mendatar adalah garis a menunjukkan total biaya tetap.
(5) Menentukan besamya biaya variabel satuan atau b Besarnya biaya variabel
satuan adalah :
b = Y – an atau b = Y - a
x x
Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau slope grafik B atau total biaya.
(6) Menentukan persamaan anggaran fleksibel
Setelah a clan b diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + bx
Keterangan:
1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500
Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000
2. Biaya variabel satuan atau b adalah :
b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 240.000 jam mesin
atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 2.000 jam mesin
3. Persamaan anggaran fleksibel adalah :
Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x
Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x
Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :
 
Kebaikan :
Dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode grafik statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan.
Kelemahan :
Metode grafik statistik kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi sifatnya subyektif.

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)
          Metode ini kadang disebut analisis regresi, menentukan secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis linear, melalui sekelompok titik.
          Garis regresi meminimasi jumlah kuadrat deviasi dari setiap titik aktual yang diplot dari titik di atas atau di bawah garis regresi.
          Ketepatan matematis dari metode ini memberikan tingkat objektivitas yang tinggi dalam analisis.
Metode garis regresi (regression line method) atau metode kuadrat terkecil (least squares method) adalah metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas,
maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple regression).
Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat antara garis regresi danm observasi-obsrvasi adalah minimal.
Kebaikan pemakaian metode garis regresi adalah :
1. Metode ini sifatnya objektif
2. Memakai semua data atau n
3. Dapat menyelenggarakan informasi statistik tambahan yang dapat menaksir
biaya.
 
d. Metode Regresi Berganda
Di dalam metode regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas. Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan prediksi. Rumus persamaan biaya dengan metode regresi berganda adalah :
dimana,
Y = Jumlah total biaya
a = Jumlah total biaya tetap
b = Biaya variabel satuan pada kegiatan tertentu, misalnya b1, adalah biaya
variabel satuan pada kegiatan X1
x = Variabel bebas dalam berbagai jenis kegiatan, misalnya X1 adalah Jam
kerja langsung X2 jam mesin, X3 jam tenaga listrik dan sebagainya.
Perhitungan dalam metode regresi berganda sangat kompleks dan
penggunaan komputer dapat mencari koefisien persamaan tersebut.
Pada metode regresi berganda, perhitungan r2 nya disebut koefisien
determinasi berganda dan nilai t dihitung untuk setiap persamaan koefisien
determinasi berganda.
Sebagai contoh penerapan metode regresi berganda dapat dilihat
penggolongan biaya reperasi dan pemeliharaan yang dipengaruhi oleh jam kerja
langsung, jam mesin, dan jam listrik pada PT. Utami dibawah ini :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ………….+ bnxn
 
6. ASUMSI ANALISIS REGRESI
Terdapat beberapa asumsi yang mendasari analisis regresi untuk menaksir biaya.
Asumsi atau kondisi penting agar analisis regresi dapat teliti adalah sebagai
berikut :
1. Linearitas
2. Penyimpangan konstan
3. Normalitas
4. Autokorelasi
5. Multikolinearitas
 



Analisis Korelasi
          Penggunaan metode Scattergraph memungkinkan untuk secara visual menentukan apakah ada tingkat korelasi yang masuk akal antara biaya dengan aktivitas yang dianalisis.
          Secara statistik, korelasi adalah ukuran dari kovariasi antara dua variabel-variabel independen (x) dan variabel dependen (y).
          Koefisien korelasi dilambangkan dengan r, adalah ukuran sejauhmana dua variabel terhubung secara linear. Jika r = 0, berarti tidak ada korelasi. Jika r ± 1 berarti korelasi sempurna.
          Koefisien determinasi diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Dilambangkan dengan r2.
          Kesalahan standar dari estimasi, dilambangkan dengan s’, didefinisikan sebagai standar deviasi titik-titik data aktual dari garis regresi. Kesalahan standar dari estimasi dengan nilai kecil mengindikasikan kesesuaian yang baik.
          Jika r2 = 1, kesalahan standar = 0. Manajemen dapat menggunakan konsep ini untuk mengembangkan interval keyakinan yang kemudian dapat digunakan untuk memutuskan apakah tingkat tertentu dari varians biaya memerlukan tindakan manajemen.
Metode Scatteergraph
          Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y. Aktivitas terkait disebut variabel independen – misalnya, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung- dan diplot sepanjang garis horizontal yang disebut sumbu x.
          Metode ini merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah karena metode ini menggunakan semua data yang tersedia, bukan hanya dua titik data.
          Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tsb tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear.
          Inspeksi visual juga memfasilitasi deteksi titik data abnormal (kadang disebut sebagai outliners).
          Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interpretasi visual.

Analisis Korelasi
          Penggunaan metode Scattergraph memungkinkan untuk secara visual menentukan apakah ada tingkat korelasi yang masuk akal antara biaya dengan aktivitas yang dianalisis.
          Secara statistik, korelasi adalah ukuran dari kovariasi antara dua variabel-variabel independen (x) dan variabel dependen (y).
          Koefisien korelasi dilambangkan dengan r, adalah ukuran sejauhmana dua variabel terhubung secara linear. Jika r = 0, berarti tidak ada korelasi. Jika r ± 1 berarti korelasi sempurna.
          Koefisien determinasi diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Dilambangkan dengan r2.
          Kesalahan standar dari estimasi, dilambangkan dengan s’, didefinisikan sebagai standar deviasi titik-titik data aktual dari garis regresi. Kesalahan standar dari estimasi dengan nilai kecil mengindikasikan kesesuaian yang baik.
          Jika r2 = 1, kesalahan standar = 0. Manajemen dapat menggunakan konsep ini untuk mengembangkan interval keyakinan yang kemudian dapat digunakan untuk memutuskan apakah tingkat tertentu dari varians biaya memerlukan tindakan manajemen        

Daftar Pustaka

Abdul Halim, Akuntansi Manajemen, BPFE UGM, 2000

Carter K William, Cost Accounting, Thomson, 14th edition, 2006

Carter K William and Milton F Usry, Cost Accounting, Salemba Empat, Edisi13,2006

Garrison and Nooreen, Managerial Accounting, 14th edition, 2006

Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen, Management Accounting, ed 7, Thomson South-Western,2005

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster, Cost Accounting : A Managerial Emphasis, 12 th ed, Prentice Hall International Inc, 2006

Mulyadi, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2005.Yogyakarta

Supriyono, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2000,Yogyakarta

Supriyono, Akuntansi Manajemen, jilid 1, 2, 3, BPFE UGM, 2000.Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar