Cost Behaviour
ANALISIS PERILAKU BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
Biaya tetap : Biaya yang secara total tidak berubah saat volume produksi atau aktivitas bisnis meningkat
atau menurun.
Biaya variabel : Biaya yang secara total
meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun
secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas.
Biaya semivariabel : Biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel.
Dua
alasan adanya
karakteristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran :
1. Pengaturan minimum mungkin
diperlukan, atau kuantitas minimum dari
perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya, yang biasanya
tetap, tambahan biaya bervariasi
terhadap volume.
2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan
objek pengeluaran atau fungsi, umumnya
mengelompokkan biaya tetap dan biaya
variabel bersama-sama.
MEMISAHKAN BIAYA TETAP
DENGAN BIAYA VARIABEL
Pemisahan biaya tetap dan biaya
variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut :
1) Perhitungan tarif biaya overhead
predeterminasi dan analisis varians.
2) Persiapan anggaran fleksibel dan
analisis varians.
3) Perhitungan biaya langsung dan
analisis varians.
4) Analisis titik impas dan analisis
biaya-volume-laba
5) Analisis biaya diferensial dan
komparatif.
6) Analisis maksimasi laba dan
minimasi biaya jangka pendek.
7) Analisis anggaran modal.
8) Analisis profitabilitas pemasaran
berdasarkan daerah, produk, dan
pelanggan
Umumnya,
kalsifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan
menggunakan salah satu dari metode perhitungan berikut :
1. Metode tinggi – rendah
2. Metode Scattergraph, atau
3. Metode kuadrat terkecil.
Metode-metode ini digunakan tidak
hanya untuk mengestimasikan komponen tetap dan variabel dari biaya
semivariabel, tetapi juga untuk menentukan apakah suatu biaya seluruhnya tetap
atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang relevan.
1.
Metode Tinggi-rendah (high and low points)
•
Dalam
metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan
dua titik.
•
Titik
data (periode) dipilih dari data historis yang merupakan periode dengan
aktivitas tertinggi dan terendah.
•
Periode-periode
ini biasanya, tetapi tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah dari
biaya yang dianalisis.
•
Periode
tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua
tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Tetapi harus hati-hati untuk tidak
menggunakan data dari periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.
•
Metode
tinggi rendah sama saja dengan memecahkan dua persamaan simultan, berdasarkan
asumsi bahwa kedua titik berada pada garis variabel yang benar.
•
Metode
tinggi rendah bersifat sederhana, tetapi memiliki kerugian akibat penggunaan hanya
dua titik data untuk menentukan perilaku biaya, dan metode ini didasarkan
pada asumsi bahwa titik-titik data yang lain berada pada garis lurus diantara
titik tinggi dan titik rendah.
•
Karena
hanya menggunakan dua titik data, metode ini bisa menghasilkan estimasi biaya
tetap dan biaya variabel yang bias. Akibatnya, estimasi total
biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung dengan metode
ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh
dari metode lain yang menggunakan lebih banyak titik data.
MEMISAHKAN BIAYA TETAP
DENGAN BIAYA VARIABEL
Pemisahan biaya tetap dan biaya
variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut :
1) Perhitungan tarif biaya overhead
predeterminasi dan analisis varians.
2) Persiapan anggaran fleksibel dan
analisis varians.
3) Perhitungan biaya langsung dan
analisis varians.
4) Analisis titik impas dan analisis
biaya-volume-laba
5) Analisis biaya diferensial dan
komparatif.
6) Analisis maksimasi laba dan
minimasi biaya jangka pendek.
7) Analisis anggaran modal.
8) Analisis profitabilitas pemasaran
berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan
Umumnya,
kalsifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan
menggunakan salah satu dari metode perhitungan berikut :
1. Metode tinggi – rendah
2. Metode Scattergraph, atau
3. Metode kuadrat terkecil.
Metode-metode ini digunakan tidak
hanya untuk mengestimasikan komponen tetap dan variabel dari biaya
semivariabel, tetapi juga untuk menentukan apakah suatu biaya seluruhnya tetap
atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang relevan.
•
pada
asumsi bahwa titik-titik data yang lain berada pada garis lurus diantara titik
tinggi dan titik rendah.
•
Karena
hanya menggunakan dua titik data, metode ini bisa menghasilkan estimasi biaya
tetap dan biaya variabel yang bias. Akibatnya, estimasi total
biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel yang dihitung dengan metode
ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh
dari metode lain yang menggunakan lebih banyak titik data.
•
Dalam
metode ini, elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan
dua titik.
•
Titik
data (periode) dipilih dari data historis yang merupakan periode dengan
aktivitas tertinggi dan terendah.
•
Periode-periode
ini biasanya, tetapi tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah dari
biaya yang dianalisis.
•
Periode
tinggi dan periode rendah dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua
tingkat aktivitas yang paling berjauhan. Tetapi harus hati-hati untuk tidak
menggunakan data dari periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.
Contoh Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah
Metode
Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) memisahkan biaya
variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas
dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah.
Perbedaan
antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan kapasitas dan
besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a + b x dapat
ditentukan.
Langkah-langkah
memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan
terendah adalah :
1.
Menentukan biaya variabel satuan atau b
Biaya
pada titik tertinggi Yt = a + bxt
Biaya
pada titik terendah Yr = a + bxr
Perbedaan
Yt – Yr = bxt – bxr
Jadi :
b (xt –
xr) = Yt - Yr
dimana :
Yt =
jumlah biaya pada titik tertinggi
Yr =
jumlah biaya pada titik terendah
a =
jumlah total biaya tetap
xt =
kapasitas tertinggi
xr =
kapasitas terendah
2.
Menentukan Besamya Total Biaya Tetap atau a
Total
biaya tetap a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada
titik
terendah, dengan rumus :
Pada
titik tertinggi adalah :
a = Yt –
bxt
Sedangkan
pada titik terendah adalah :
a = Yr –
bxr
3.
Menentukan besamya Anggaran Fleksibel
Setelah b
dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya dengan anggaran
fleksibel adalah :
Y=a+bx
Contoh :
Biaya
listrik untuk pabrik PT. Nusantara dalam tahun 19AA tampak pada tabel 1 :
n
Bulan
|
x
Kapasitas
(Jam
Mesin)
|
Y
Biaya
Listrik
|
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juuli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
Rp.
1.400
Rp.
1.600
Rp.
1.200
Rp.
1.800
Rp.
2.400
Rp.
2.000
Rp.
1.800
Rp.
2.400
Rp.
2.600
Rp.
3.000
Rp.
2.200
Rp.
1.600
|
Rp.
30.880
Rp.
33.920
Rp.
28.000
Rp.
37.360
Rp.
46.000
Rp. 40.400
Rp.
37.720
Rp.
45.040
Rp.
49.000
Rp.
55.000
Rp.
43.000
Rp.
33.680
|
Rp
24.000
|
Rp
480.000
|
Dari data
listrik pabrik tersebut dapat dipisahkan ke dalam elemen biaya variabel dan
biaya tetap dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah tampak pada
tabel berikut :
Metode
titik tertinggi dan terendah memiliki kebaikan dan kelemahan
sebagai berikut :
Kebaikan
: Metodenya sederhana sehingga mudah dihitung dan dipakai.
Kelemahan
: Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua tingkatan
kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas yang
lain tidak dipertimbangkan.
2,
Metode Scatteergraph
Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel
dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y.
Aktivitas terkait disebut variabel independen – misalnya,
biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung- dan diplot sepanjang
garis horizontal yang disebut sumbu x.
Metode ini merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah
karena metode ini menggunakan semua data yang tersedia, bukan hanya dua titik
data.
Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk
menentukan apakah biaya tsb tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah
hubungannya mendekati linear.
Inspeksi visual juga memfasilitasi deteksi titik data
abnormal (kadang disebut sebagai outliners).
Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya
menggunakan metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang
digambar melalui plot data berdasarkan pada interpretasi visual.
Metode grafik statistikal (statistical
scattergraph method) adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel
dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik
satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.
Langkah-langkah di dalam pembuatan grafik
statistikal adalah :
(1) Membuat denah atau grafik statistikal
Garis tegak lurns atau vertikal disebut sumbu Y
menunjukkan tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut
sumbu X menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan.
(2) Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik
statistikal Biaya per bulan digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan
tingkatan kegiatan.
(3) Ditarik garis B atau biaya. Dan semua
titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut
sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya.
(4) Menentukan besamya total biaya tetap atau a
Perpotongan garis b atau biaya dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya
total biaya tetap atau a, perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan
secara horizontal atau mendatar adalah garis a menunjukkan total biaya tetap.
(5) Menentukan besamya biaya variabel satuan atau
b Besarnya biaya variabel
satuan adalah :
b = Y – an atau b = Y - a
x x
Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau
slope grafik B atau total biaya.
(6) Menentukan persamaan anggaran fleksibel
Setelah a clan b diketahui, dapat disusun
persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + bx
Keterangan:1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500
Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000
2. Biaya variabel satuan atau b adalah :
b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 240.000 jam mesin
atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 2.000 jam mesin
3. Persamaan anggaran fleksibel adalah :
Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x
Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x
Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :
Kebaikan :
Dibanding metode
titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode grafik
statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan.
Kelemahan :
Metode grafik
statistik kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang
tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya
berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi
sifatnya subyektif.
3.
Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)
•
Metode
ini kadang disebut analisis regresi, menentukan secara matematis garis
yang paling sesuai, atau garis linear, melalui sekelompok titik.
•
Garis
regresi meminimasi jumlah kuadrat deviasi dari setiap titik aktual yang diplot
dari titik di atas atau di bawah garis regresi.
•
Ketepatan
matematis dari metode ini memberikan tingkat objektivitas yang tinggi dalam
analisis.
Metode garis regresi
(regression line method) atau metode kuadrat terkecil (least squares method)
adalah metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan
hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas
(independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan
pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah
besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi
besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua
variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas,
maka analisa regresi
yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat
dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka
analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple regression).
Tujuan garis regresi
membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat antara garis regresi danm
observasi-obsrvasi adalah minimal.
Kebaikan pemakaian
metode garis regresi adalah :
1. Metode ini
sifatnya objektif
2. Memakai semua
data atau n
3. Dapat
menyelenggarakan informasi statistik tambahan yang dapat menaksir
biaya.
d. Metode
Regresi Berganda
Di dalam metode
regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas. Dalam keadaan tertentu
variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau
beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi berganda
agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan prediksi. Rumus
persamaan biaya dengan metode regresi berganda adalah :
dimana,
Y = Jumlah total
biaya
a = Jumlah total biaya
tetap
b = Biaya variabel
satuan pada kegiatan tertentu, misalnya b1, adalah biaya
variabel satuan pada
kegiatan X1
x = Variabel bebas
dalam berbagai jenis kegiatan, misalnya X1 adalah Jam
kerja langsung X2
jam mesin, X3 jam tenaga listrik dan sebagainya.
Perhitungan dalam
metode regresi berganda sangat kompleks dan
penggunaan komputer
dapat mencari koefisien persamaan tersebut.
Pada metode regresi
berganda, perhitungan r2 nya disebut koefisien
determinasi berganda
dan nilai t dihitung untuk setiap persamaan koefisien
determinasi
berganda.
Sebagai contoh
penerapan metode regresi berganda dapat dilihat
penggolongan biaya
reperasi dan pemeliharaan yang dipengaruhi oleh jam kerja
langsung, jam mesin,
dan jam listrik pada PT. Utami dibawah ini :
Y = a + b1x1 + b2x2
+ b3x3 + ………….+ bnxn
6. ASUMSI ANALISIS REGRESI
Terdapat beberapa asumsi yang mendasari
analisis regresi untuk menaksir biaya.
Asumsi atau kondisi penting agar
analisis regresi dapat teliti adalah sebagai
berikut :
1. Linearitas
2. Penyimpangan konstan
3. Normalitas
4. Autokorelasi
5. Multikolinearitas
Analisis Korelasi
•
Penggunaan
metode Scattergraph memungkinkan untuk secara visual menentukan apakah ada
tingkat korelasi yang masuk akal antara biaya dengan aktivitas yang dianalisis.
•
Secara
statistik, korelasi adalah ukuran dari kovariasi antara dua
variabel-variabel independen (x) dan variabel dependen (y).
•
Koefisien
korelasi dilambangkan
dengan r, adalah ukuran sejauhmana dua variabel terhubung secara linear.
Jika r = 0, berarti tidak ada korelasi. Jika r ± 1 berarti
korelasi sempurna.
•
Koefisien
determinasi diperoleh
dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Dilambangkan dengan r2.
•
Kesalahan
standar dari estimasi,
dilambangkan dengan s’, didefinisikan sebagai standar deviasi
titik-titik data aktual dari garis regresi. Kesalahan standar dari estimasi
dengan nilai kecil mengindikasikan kesesuaian yang baik.
•
Jika
r2 = 1, kesalahan standar = 0. Manajemen dapat menggunakan
konsep ini untuk mengembangkan interval keyakinan yang kemudian dapat digunakan
untuk memutuskan apakah tingkat tertentu dari varians biaya memerlukan tindakan
manajemen.
Metode
Scatteergraph
•
Dalam
metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot
di garis vertikal atau yang disebut sumbu y. Aktivitas
terkait disebut variabel independen – misalnya, biaya tenaga
kerja langsung, jam tenaga kerja langsung- dan diplot sepanjang garis
horizontal yang disebut sumbu x.
•
Metode
ini merupakan kemajuan dari metode tinggi-rendah karena metode ini menggunakan
semua data yang tersedia, bukan hanya dua titik data.
•
Metode
ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tsb
tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear.
•
Inspeksi
visual juga memfasilitasi deteksi titik data abnormal (kadang disebut sebagai outliners).
•
Meskipun
demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunakan metode scattergraph bisa
saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data
berdasarkan pada interpretasi visual.
Analisis Korelasi
•
Penggunaan
metode Scattergraph memungkinkan untuk secara visual menentukan apakah ada
tingkat korelasi yang masuk akal antara biaya dengan aktivitas yang dianalisis.
•
Secara
statistik, korelasi adalah ukuran dari kovariasi antara dua
variabel-variabel independen (x) dan variabel dependen (y).
•
Koefisien
korelasi dilambangkan
dengan r, adalah ukuran sejauhmana dua variabel terhubung secara linear.
Jika r = 0, berarti tidak ada korelasi. Jika r ± 1 berarti
korelasi sempurna.
•
Koefisien
determinasi diperoleh
dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Dilambangkan dengan r2.
•
Kesalahan
standar dari estimasi,
dilambangkan dengan s’, didefinisikan sebagai standar deviasi
titik-titik data aktual dari garis regresi. Kesalahan standar dari estimasi
dengan nilai kecil mengindikasikan kesesuaian yang baik.
•
Jika
r2 = 1, kesalahan standar = 0. Manajemen dapat menggunakan
konsep ini untuk mengembangkan interval keyakinan yang kemudian dapat digunakan
untuk memutuskan apakah tingkat tertentu dari varians biaya memerlukan tindakan
manajemen
Daftar Pustaka
Abdul Halim, Akuntansi Manajemen, BPFE UGM, 2000
Carter K William, Cost
Accounting, Thomson, 14th edition, 2006
Carter K William and
Milton F Usry, Cost Accounting, Salemba Empat, Edisi13,2006
Garrison and Nooreen, Managerial Accounting, 14th edition, 2006
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen, Management Accounting, ed 7, Thomson
South-Western,2005
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster, Cost Accounting
: A Managerial Emphasis, 12 th ed, Prentice Hall International Inc, 2006
Mulyadi, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2005.Yogyakarta
Supriyono, Akuntansi Biaya, BPFE UGM, 2000,Yogyakarta
Supriyono, Akuntansi Manajemen, jilid 1, 2, 3, BPFE UGM, 2000.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar