Minggu, 20 Oktober 2019

AKUNTANSI PENGANGGARAN PERUSAHAAN


MAKALAH
AKUNTANSI PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Diajukan Sebagai
Tugas Kelompok 6





Dosen Pengampu :
Wieta Chairunesia, SE, M.Ak

Disusun oleh:
Aisyah Novanda         (33217010013)
Nabil Hizbullah SH     (33217010004)
Sherly Jihan Adina      (33217010001)



UNIVERSITAS MERCU BUANA
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
KATA PENGANTAR

            Kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang telah mendukung untuk mempersiapkan makalah ini hingga selesai. Kami bersyukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, makalah ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk penyelesaian tugas kelompok kami dalam mata kuliah yang saya ambil yakni Akuntansi Penganggaran Perusahaan yang di ajarkan oleh dosen pengampu kami Wieta Chairunesia, SE, M.Ak.
Dalam penyusunan ini kami masih banyak kesalahan tulisan maupun tata bahasa, kesalahan dari makalah ini menjadi tanggung jawab kami. Kami menerima kritik maupun saran pembaca.


           

Penyusun


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran merupakan salah satu jenii perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran nonperusahaan. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran nonperusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran berbeda dengan anggaran dan perencanaan berbeda dengan rencana. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kualitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting karena penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan bagian dari akunting manajemen.
Di samping mempunyai banyak manfaat (sebagai alat pelaksanaan pekerjaan), anggaran juga mempunyai kelemahan sebab anggaran dibuat berdasarkan asumsi. Bila asumsinya berubah maka anggaran menjadi kurang bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.

1.2 Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni sebagai berikut:
1.      Bagaimana Konsep Dasar Penganggaran?
2.      Bagaimana Metode-Metode Peramalan?
3.      Bagaimana Penyusunan Anggaran Penjualan?
4.      Bagaimana Penyusunan Anggaran Produksi?
5.      Bagaimana Penyusunan Anggaran Bahan Baku?
6.      Bagaimana Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja?



1.3 Tujuan :
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.      Mengetahui Konsep Dasar Penganggaran.
2.      Mengetahui Metode-Metode Peramalan.
3.      Mengetahui Penyusunan Anggaran Penjualan.
4.      Mengetahui Penyusunan Anggaran Produksi.
5.      Mengetahui Penyusunan Anggaran Bahan Baku.
6.      Mengetahui Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja.


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Penganggaran
Anggaran yakni dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objec­tives) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk rnencapai tujuan dan sasaran.
Empat Tahap Perencanaan Anggaran:
1.      Penetapan filosofi dan misi,
2.      Penetapan tujuan (goals) dan strategi,
3.      Penyusunan program (programming),
4.      Penyusunan anggaran (budgeting).
Syarat – syarat Didalam Menyusun Penganggaran:
1.      Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai.
2.      Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi.
3.      Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental.
Fungsi Anggaran:
1.      Di bidang Planning
·         Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.
·         Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
·         Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan
·         Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan
·         Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia
·         Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif
2.      Di bidang Coordinating
·         Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan
·         Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusaha­an dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi
·         Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan
·         Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi
3.      Di bidang Controlling
·         Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran
·         Membantu mencegah pemborosan
·         Membantu menetapkan standar baru
Tujuan Penyusunan Anggaran
1.      Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa mengindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen
2.      Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan
3.      Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan per­usahaan.
4.      Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya
5.      Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
Prinsip Penyusunan Anggaran
1.      Management Involvement
2.      Organizational Adaptation
3.      Responsibility Accounting
4.      Goal Orientation
5.      Full communication
6.      Realistic Expectation
7.      Timeeliness
8.      Flexible Application
9.       Reward and Punishment


2.2  Metode-Metode Peramalan
Peramalan (Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkirakan kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu. Peramalan bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.
Peramalan atau Forecasting merupakan bagian terpenting bagi setiap perusahaan ataupun organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan manajemen. Peramalan itu sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang suatu perusahaan. Di dalam sebuah peramalan (forecasting) dibutuhkan sedikit mungkin kesalahan (error) di dalamnya. Agar dapat meminimalisir tingkat kesalahan tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan tersebut dilakukan dalam satuan angka atau kuantitatif.
Tujuan dan Fungsi Peramalan (Forecasting)
Fungsi peramalan atau forecasting terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka masalah peramalan juga merupakan masalah yang selalu kita hadapi (Ginting, 2007).Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dan di masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di masa datang.
2.      Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi.
3.      Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.
Jenis-jenis Peramalan (Forecasting)
Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):
1.      Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan litbang.
2.      Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
3.      Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.
Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan, peramalan atau forecasting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan Render, 2009:47):
1.      Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya.
2.      Peramalan teknologi (technological forecast), peramalan ini memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru.
3.      Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
Berdasarkan jenis data ramalan yang disusun, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Saputro dan Asri, 2000:148):
1.      Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey konsumen.
2.      Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.



Pemilihan Metode Peramalan Yang Tepat
Menurut Adisaputro (2014:57) untuk memilih Forecasting penjualan perlu dipertimbangkan berbagai factor seperti berikut:
1.      Sifat produk yang dijual, apakah produk untuk keperluan konsumsi atau diolah lagi.
2.      Metode distribusi yang digunakan, apakah langsung atau tidak langsung atau menggunakan internet.
3.      Posisi pasar perusahaan disbanding pesaingnya, apakah dominan, penantang, pengikut atau pemain ceruk.
4.      Sifat persaingan yang dihadapi apakah monopoli, oligopoly, monopolistik, atau persaingan sempurna.
5.      Data historis yang dimiliki apakah lengkap atau tidak, meliputi jangka waktu panjang atau pendek, memiliki data base atau tidak.
6.      Sifat permintaan atas produk apakah stabil atau musiman, sensitive terhadap harga atau kuantitas, bersifat elastis atau in elastis.
Contoh Soal:
Berikut data jualan barang dagangan Toko Unus selama 10 tahun:
Tahun
            2002    Rp. 9.500        2007    Rp. 42.000
            2003    Rp. 18.000      2008    Rp. 45.500
            2004    Rp. 25.500      2009    Rp. 48.000
            2005    Rp. 32.000      2010    Rp. 49.500
            2006    Rp. 37.500      2011    Rp. 50.000
Beradasarkan data tersebut, buatlah ramalan jualan tahun 2012 dengan menggunakan metode:
1.      Tren parabola kuadrat
2.      Tren garis lurus (metode kuadrat terkecil dengan rumus syarat ∑X=0)







Tabel
















n
Tahun
Sales (Y)
X
 
XY

 
Y
 
 

1
2002
      9,500
-9
   (85,500)
81
              769,500
         6,561
2
2003
    18,000
-7
 (126,000)
49
              882,000
         2,401
3
2004
    25,500
-5
 (127,500)
25
              637,500
            625
4
2005
    32,000
-3
   (96,000)
9
              288,000
              81
5
2006
    37,500
-1
   (37,500)
1
                37,500
                1
6
2007
    42,000
1
     42,000
1
                42,000
                1
7
2008
    45,500
3
   136,500
9
              409,500
              81
8
2009
    48,000
5
   240,000
25
           1,200,000
            625
9
2010
    49,500
7
   346,500
49
           2,425,500
         2,401
10
2011
    50,000
9
   450,000
81
           4,050,000
         6,561

Σ
  357,500
    -  
   742,500
      330
         10,741,500
       19,338


2.3  Penyusunan Anggaran Penjualan
Manfaat Penyusunan Anggaran Penjualan
Anggaran jualan merupakan anggaran dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran jualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
Bila dapatan jualan lebih besar daripada beban,maka perusahaan memperoleh laba dan sebaliknya. Bila dapatan jualan lebih kecil dari beban maka perusahaan mendapat rugi. . agar perusahaan mendapat laba yang maksimal, maka dapatan jualan harus dimaksimalkan  setinggi-tingginya dan beban ditekan serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara tersebut bisa ditempuh. Namun, jika tidak memungkinkan cara lain yang dapat ditempuh yaitu menurukan haga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas.
Contoh Soal:
Perusahaan dagang Tapin di Rantau ingin membuat ramalan jualan tahun 2020. Adapun data jualan actual selama 4 tahun sbb
Tahun              Jualan                          Harga
2016                4.400 u                        73,71
2017                4.000 u                        81,9
2018                3.800 u                        90
2019                3.900 u                        100
Pada tahun 2020 perusahaan berencana menjual satu jenisbarang dengan harga jual per unit sebesar @Rp. 100. Harga jual per unit tiap triwulan pada tahun 2020 mendatang di perkirakan naik 10% dari triwulan dibelakangnya.
Perkiraan jualan triwulan        I : 30%
                                                II: 20%
                                                III: 20%
                                                IV: 30%
Berdasarkan data tersebut buatlah ramalan jualan tahun 2020 dengan metode kuadrat terkecil dan susunlah anggaran jualan tiap triwulannya.




 
 


n
Tahun
Sales (Y)
X

XY
1
2016
       4,400
0
0
0
2
2017
       4,000
1
1
      4,000
3
2018
       3,800
2
4
      7,600
4
2019
       3,900
3
9
    11,700
Total

     16,100


    23,300



2.4  Penyusunan Anggaran Produksi
Untuk menyusun anggaran produk atau anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, yang menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode ini.
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara pertama mengutamakan stabilitas produk, kedua mengutamakan stabilitas sediaan, tiga gabungan antara stabilitas produk dengan stabilitas sediaan dan keempat disesuaikan dengan keperluan menejemen.
Contoh Soal:
Perusahaan Bata Tabihi selama tahun 2019 mendatang mempunyai rencana untuk memasarkan produknya setahun sebanyak 600.000 unit.
Jualan triwulan            I: 20%
                                    II: 25%
                                    III: 25%
                                    IV: 30%
Sediaan awal produk jadi sebanyak 17.000 unit dan sediaan akhir produk jadi sebanyak 18.000 unit.
Bualah anggaran produk tiap triwulannya dengan mengutamakan stabilitas produk dan sediaan tiap triwulan sebanyak 18.000 unit.

Stabilitas Produk




       600,000





         18,000





       618,000





         17,000





       601,000




Anggaran produk tiap triwulan
       601,000
       150,250




4


















Triwulan

I
II
III
IV
Setahun
Jualan
       120,000
       150,000
          150,000
       180,000
       600,000
Per. Akhi
         47,250
         47,500
            47,500
         18,000
         18,000
Produk siap Jual
       167,250
       197,500
          197,750
       198,000
       618,000
Per. Awal
         17,000
         47,250
            47,500
         47,500
         17,000
Pro. Jadi
       150,250
       150,250
          150,250
       150,250
       601,000












Stabilitas Sediaan

Triwulan
I
       120,000

II
       150,000

III
       150,000

IV
       180,000


       600,000


Triwulan

I
II
III
IV
Setahun
Jualan
  120,000
  150,000
  150,000
  180,000
  600,000
Per. Akhi
    18,000
    18,000
    18,000
    18,000
    18,000
Produk siap Jual
  138,000
  168,000
  168,000
  198,000
  618,000
Per. Awal
    17,000
    18,000
    18,000
    18,000
    17,000
Pro. Jadi
  121,000
  150,000
  150,000
  180,000
  601,000

2.5  Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
a)      Dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu.
b)      Dapat diketahui harga bahan baku.
c)      Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku.
d)     Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku yang merupakan salah satu unsure biaya pabrik, sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi.
e)      Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga kelancaran produksi.
Fungsi Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Sebagai dasar untuk menysun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah dubutuhkan dalam proses produksi.
2.      Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah, besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
3.      Sebagai data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.
Contoh Soal:
Perusahaan PT. Pandulangan memproduksi satu jenis produk. Produk jadi dianggarkan selama triwulan 1 tahun 2008 sebagai berikut.
Januari                   1.000 unit
Februari                 1.100 unit
Maret                     1.200 unit
Biaya bahan baku standar per unit produk 2 kg @ Rp. 100= Rp. 200
Sediaan bahan baku awal Januari 1998 sebanyak 50 kg
Sediaan bahan baku akhir direncakan sebagai berikut.
Januari                   100 kg
Februari                 110 kg
Maret                     120 kg
Syarat bayar beli bahan baku 30% tunai, 40% bulan akan datang, dan 30% bulan berikutnya lagi.


Berdasarkan data tersebut, buatlah pada triwulan 1 dalam tiap bulan :
1.      Anggaran belian bahan baku dan biaya bahan baku
2.      Anggaran kas keluar untuk beli bahan baku
3.      Anggaran utang usaha










Anggaran Biaya Bahan Baku












Bulan
KSBB
HSt
BBBSP




Jan
       1,000
        200
       200,000




Feb
       1,100
        200
       220,000




Mar
       1,200
        200
       240,000























Anggaran Belian Bahan Baku
















Jan
Feb
Mar
Total



BBB
       2,000
       200,000
       2,200
       220,000
    2,400
  240,000
    6,600
  660,000



Per. Akhir
          100
         10,000
          110
         11,000
       120
    12,000
       120
    12,000



BB. Tersedia
       2,100
       210,000
       2,310
       231,000
    2,520
  252,000
    6,720
  672,000



Per. Awal
            50
           5,000
          100
         10,000
       110
    11,000
         50
      5,000



Belian BB
       2,050
       205,000
       2,210
       221,000
    2,410
  241,000
    6,670
  667,000
































































Angaran Kas Keluar









Jan
Feb
Mar


Belian
  205,000
  221,000
  241,000


Tunai 30%
    61,500
    66,300
    72,300


Bulan 1 40%
    82,000
    88,400
    96,400


Bulan 2 30%
    61,500
    66,300
    72,300


Bayar Hutang

    82,000
    88,400



    61,500


Kas Keluar
    61,500
  148,300
  222,200














Anggaran Hutang










Bulan
Perhitungan
Jumlah



Jan
40%*205.000
  82,000
  143,500



30%*205.000
  61,500



Feb
40%*221.000
  88,400
  216,200



30%*221.000
  66,300



30%*205.000
  61,500



Mar
40%*241.000
  96,400
  235,000



30%*241.000
  72,300



30%*221.000
  66,300


























2.6  Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung menolak produk untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan yang disebut tenaga kerja langsung, seperti: tukang potong rotan, tukang ukur kursi rotan, tukang rakit kursi rotan, tukang ketam (pelicin) kursi rotan, tukang warna kursi rotan, Adapun tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut membantu menyelesaikan produk, seperti: mandor, manajer produksi, penyelia, dan lain-lain.
Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung (BTKL), sedangkan upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja tak langsung (BTKTL). Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan salah satu unsur dari biaya overhead pabrik (BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang memelihara alat produksi (seperti: montir, mekanik) termasuk unsur biaya pemeliharaan pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik termasuk salah satu unsur biaya overhead pabrik (BOP).
Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produk. Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari harga pokok produk. Harga pokok produk adalah salah satu biaya yang berkaitan dengan produk. Oleh karena itu anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam penghargapokokan produk per unit. Penghargapokokan produk per unit sangat penting dalam penentuan harga jual. Di gamping itu juga dengan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat diperkirakan keperluan kas untuk biaya tenaga kerja langsung. Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk
Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari jam tenaga kerja langsung
dan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja Langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan Cara:
a.       Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
b.      Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c.       Mengadakan penyilidikan gerak dan waktu.
d.      Mengadakan taksiran yang wajar.
Memperhitungkan keloriggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari, dari faktor kelelahan.
Contoh soal:
Perusahaan Dodol Kandangan memproduksi satu jenis produk dengan harga pokok standar per kg dodol sebagai berikut:
Biaya tenaga kerja langsung               2kg @ 100      =   200
Selama tahun 2009 perusahaan menganggarkan produk jadi sebagai berikut:
Triwulan I                   10.000 kg
Triwulan II                  11.000 kg
Triwulan III                12.000 kg
Triwulan IV                13.000 kg
Buatlah jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.






Dodol Kandangan


Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai


Tiap Triwulan pada Tahun 2009


Triwulan
Dodol Kandangan
Total


I
10.000*3
            30,000


II
11.000*3
            33,000


III
12.000*3
            36,000


IV
13.000*3
            39,000


Setahun

          138,000

























Dodol Kandangan



Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung



Tiap Triwulan pada Tahun 2009



Triwulan
Dodol Kandangan
Total



I
30.000*50
  1,500,000



II
33.000*50
  1,650,000



III
36.000*30
  1,800,000



IV
39.000*30
  1,950,000



Setahun

  6,900,000








































BAB III
KESIMPULAN

            Definisi penganggaran berbeda dengan anggaran. Penganggaran adalah Proses menyusun anggaran/ suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan data dan informasi, pembagian tugas,
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi. Sedangkan Anggaran (Budget) adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan atau hasil dari penganggaran tersebut.
Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal, untuk dapat menghasilkan laba yang maksimal maka perusahaan tersebut harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat/konsumen.produk tersebut dapat berupa produk non fisik maupun bahan mentah maupun barang jadi yang siap dikonsumsi. selain produk yang dapat dijual kepada masyarakat, jika perusahaan tersebut ingin meningkatkan jumlah produksinya maka produk tersebut harus barang kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen. Untuk mencapai laba perusahaan maka selain dari produk yang dihasilkan juga membutuhkan sumber daya yang memadai untuk menghasilkan produk tersebut. Sumber daya tersebut dapat berupa: tanah, mesin, tenaga kerja, modal, bahan baku dll.
Untuk dapat memiliki sumber daya yang dibutuhkan, perusahaan dapat memperolehnya dari pemilik dalam bentuk setoran modal atau pinjaman dari kreditur. Sedangkan untuk emmperoleh bahan baku untuk proses produksi peruahaan dapat memperolehnya dari pemasok bahan baku. Setelah proses produksi dan menghasilkan barang kemudian dijual kepada konsumen maka perusahaan akan memperoleh laba usaha.
Dalam proses menggunakan sumber daya kemudian menghasilkan produk sampai pada memasarkan produk trsebut perusahaan perlu membuat suatu perencanaan yang baik agar operasi dapat berjalan sehingga bisa mencapai tujuan utama yaitu meperoleh laba maksimum.
Jadi pada dasarnya anggaran ini adalah rencana kerja organisasi atau perusahaan di masa mendatang. Proses penyiapan anggaran inilah yang disebut penganggaran. Beberapa ahli telah mendefinisikan anggaran diantaranaya:
Mulyadi (2001): “Merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun”
M. Nafarin (2004): “Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”
Garrison, Norren and Brewer (2007): “Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”
Dari definisi angaran diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana kerja organisasi atau perusahaan di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.
Rencana kerja perusahaan ditulis dalam bentuk sederetan angka yang merupakan tujuan perusahaan untuk memudahkan anggota organisasi melihat target yang ingin dicapai perusahaan dalam periode tertentu. Rencana tersebut harus diupayakan untuk direalisasikan oleh seluruh anggota. Langkah-langkah positif harus diambil oleh perusahaan untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam anggaran. Anggaran yang sudah dibuat juga harus dapat dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi dan disusun menggunakan urutan tertentu agar setiap anggota organisasi dapat memahami target yang harus dicapai oleh perusahaan.
Jika dilihat bedasarkan definisi anggaran memiliki kemiripan dengan ramalan dan proyeksi. Tetapi ketiganya memiliki perbedaan. Ramalan merupakan prediksi tentang apa yang akan terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya. Mirip dengan anggaran, ramalan merupakan taksiran mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tetapi ramalan hanya dipengaruhi oleh faktor di luar pembuat ramalan, sedangkan anggaran disusun sebagai sesuatu yang akan dikerjakan perusahaan pada periode tertentu di masa mendatang. Perusahaan juga memiliki kemampuan untuk merealisasikan, merubah atau menggagalkan rencan tersebut. Oleh karena itu faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran ini adalah realistis atau tidaknya. Realistis berarti anggaran di susun sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
Proyeksi adalah perkiraan apa yang akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain terjadi lebih dulu. Jadi proyeksi juga merupakan prediksi tentang sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang, tetapi dengan suatu persyaratan tertentu. Sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi jika peristiwa lain terjadi atau tidak terjadi lebih dulu. Dalam anggaran diperlukan langkah-langkah aktif yang harus diambil oleh organisasi untuk merealisasikan apa yang direncanakan di dalam anggaran.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin. Penganggaran Perusahaan. 2017. Salemba Empat: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar