MAKALAH
AKUNTANSI
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
Diajukan
Sebagai
Tugas
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Wieta
Chairunesia, SE, M.Ak
Disusun oleh:
Aisyah Novanda (33217010013)
Nabil Hizbullah SH (33217010004)
Sherly Jihan Adina (33217010001)
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
PROGRAM
STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
KATA
PENGANTAR
Kami
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang telah mendukung untuk
mempersiapkan makalah ini hingga selesai. Kami bersyukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT, makalah ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk
penyelesaian tugas kelompok kami dalam mata kuliah yang saya ambil yakni Akuntansi
Penganggaran Perusahaan yang di ajarkan oleh dosen pengampu kami Wieta
Chairunesia, SE, M.Ak.
Dalam penyusunan ini kami masih
banyak kesalahan tulisan maupun tata bahasa, kesalahan dari makalah ini menjadi
tanggung jawab kami. Kami menerima kritik maupun saran pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan
penganggaran merupakan salah satu jenii perencanaan. Penganggaran meliputi
penganggaran perusahaan dan penganggaran nonperusahaan. Penganggaran perusahaan
berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan
penganggaran nonperusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk
organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran berbeda dengan anggaran dan perencanaan berbeda
dengan rencana. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan
anggaran adalah hasil penganggaran. Perencanaan adalah proses menyusun rencana,
sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Rencana dapat dinyatakan dalam
angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kualitatif),
sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam
satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting karena
penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan bagian dari akunting
manajemen.
Di samping mempunyai banyak manfaat (sebagai alat
pelaksanaan pekerjaan), anggaran juga mempunyai kelemahan sebab anggaran dibuat
berdasarkan asumsi. Bila asumsinya berubah maka anggaran menjadi kurang
bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.
1.2 Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
Konsep Dasar Penganggaran?
2.
Bagaimana
Metode-Metode Peramalan?
3.
Bagaimana
Penyusunan Anggaran Penjualan?
4.
Bagaimana
Penyusunan Anggaran Produksi?
5.
Bagaimana
Penyusunan Anggaran Bahan Baku?
6.
Bagaimana
Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja?
1.3 Tujuan :
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui Konsep Dasar
Penganggaran.
2.
Mengetahui Metode-Metode Peramalan.
3.
Mengetahui Penyusunan Anggaran Penjualan.
4.
Mengetahui Penyusunan Anggaran Produksi.
5.
Mengetahui Penyusunan Anggaran Bahan Baku.
6.
Mengetahui Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga
Kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Dasar Penganggaran
Anggaran yakni dalam
pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives)
dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk rnencapai tujuan dan sasaran.
Empat Tahap Perencanaan Anggaran:
1. Penetapan filosofi dan misi,
2. Penetapan tujuan (goals) dan strategi,
3. Penyusunan program (programming),
4. Penyusunan anggaran (budgeting).
Syarat – syarat Didalam Menyusun Penganggaran:
1. Realistis,
artinya sangat mungkin untuk dicapai.
2. Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk
perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan
perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat
insidental.
Fungsi Anggaran:
1. Di
bidang Planning
·
Membantu
manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan
aktivitas yang akan dilaksanakan.
·
Membantu
mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah
atau aktivitas yang paling menguntungkan.
·
Membantu
arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan
·
Membantu
manajemen memilih tujuan perusahaan
·
Membantu
menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia
·
Membantu
pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif
2. Di bidang Coordinating
·
Membantu
mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan
·
Membantu
menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan
lingkungan usaha yang dihadapi
·
Membantu
menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan
seimbang dengan program perusahaan
·
Membantu
mengetahui kelemahan dalam organisasi
3. Di bidang Controlling
·
Membantu
mengawasi kegiatan dan pengeluaran
·
Membantu
mencegah pemborosan
·
Membantu
menetapkan standar baru
Tujuan Penyusunan Anggaran
1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas
dan formal, sehingga bisa mengindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa
yang hendak dicapai manajemen
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada
pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan
3. Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan
maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh
dalam rangka memaksimalkan sumber daya
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja
individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu
tidaknya tindakan koreksi.
Prinsip Penyusunan Anggaran
1. Management Involvement
2. Organizational Adaptation
3. Responsibility Accounting
4. Goal Orientation
5. Full communication
6. Realistic Expectation
7. Timeeliness
8. Flexible Application
9.
Reward
and Punishment
2.2 Metode-Metode
Peramalan
Peramalan
(Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang
dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkirakan
kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu.
Peramalan bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha
serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.
Peramalan atau
Forecasting merupakan bagian terpenting bagi setiap perusahaan ataupun
organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan manajemen. Peramalan itu
sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang suatu perusahaan. Di dalam sebuah peramalan (forecasting)
dibutuhkan sedikit mungkin kesalahan (error) di dalamnya. Agar dapat
meminimalisir tingkat kesalahan tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan
tersebut dilakukan dalam satuan angka atau kuantitatif.
Tujuan dan Fungsi Peramalan (Forecasting)
Fungsi peramalan atau forecasting terlihat
pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang
didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu
dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka masalah
peramalan juga merupakan masalah yang selalu kita hadapi (Ginting,
2007).Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang
berlaku saat ini dan dan di masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di
masa datang.
2. Peramalan diperlukan karena adanya time lag
atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat
implementasi.
3. Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis
pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana
bisnis.
Jenis-jenis Peramalan (Forecasting)
Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau
forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):
1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup
waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam
kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk
kegiatan litbang.
2. Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup
waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan
penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka
waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan
perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.
Berdasarkan fungsi
dan perencanaan operasi di masa depan, peramalan atau forecasting dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan Render, 2009:47):
1.
Peramalan
ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk
membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya.
2.
Peramalan
teknologi (technological forecast), peramalan ini memperhatikan tingkat
kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang
membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru.
3.
Peramalan
permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu
perusahaan. Peramalan ini juga disebut peramalan penjualan yang mengendalikan
produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
Berdasarkan jenis
data ramalan yang disusun, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Saputro
dan Asri, 2000:148):
1.
Peramalan
kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa
lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya.
Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang
bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.
Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan,
seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey
konsumen.
2.
Peramalan
kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data penjualan pada masa
lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan
diperoleh hasil yang berbeda pula.
Pemilihan Metode
Peramalan Yang Tepat
Menurut Adisaputro (2014:57) untuk memilih
Forecasting penjualan perlu dipertimbangkan berbagai factor seperti berikut:
1. Sifat
produk yang dijual, apakah produk untuk keperluan konsumsi atau diolah lagi.
2. Metode
distribusi yang digunakan, apakah langsung atau tidak langsung atau menggunakan
internet.
3. Posisi
pasar perusahaan disbanding pesaingnya, apakah dominan, penantang, pengikut
atau pemain ceruk.
4. Sifat
persaingan yang dihadapi apakah monopoli, oligopoly, monopolistik, atau
persaingan sempurna.
5. Data
historis yang dimiliki apakah lengkap atau tidak, meliputi jangka waktu panjang
atau pendek, memiliki data base atau tidak.
6. Sifat
permintaan atas produk apakah stabil atau musiman, sensitive terhadap harga
atau kuantitas, bersifat elastis atau in elastis.
Contoh
Soal:
Berikut
data jualan barang dagangan Toko Unus selama 10 tahun:
Tahun
2002 Rp. 9.500 2007 Rp. 42.000
2003 Rp.
18.000 2008 Rp. 45.500
2004 Rp.
25.500 2009 Rp. 48.000
2005 Rp.
32.000 2010 Rp. 49.500
2006 Rp.
37.500 2011 Rp. 50.000
Beradasarkan
data tersebut, buatlah ramalan jualan tahun 2012 dengan menggunakan metode:
1. Tren
parabola kuadrat
2. Tren
garis lurus (metode kuadrat terkecil dengan rumus syarat ∑X=0)
Tabel
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
n
|
Tahun
|
Sales (Y)
|
X
|
|
|
|
|
||||||
1
|
2002
|
9,500
|
-9
|
(85,500)
|
81
|
769,500
|
6,561
|
||||||
2
|
2003
|
18,000
|
-7
|
(126,000)
|
49
|
882,000
|
2,401
|
||||||
3
|
2004
|
25,500
|
-5
|
(127,500)
|
25
|
637,500
|
625
|
||||||
4
|
2005
|
32,000
|
-3
|
(96,000)
|
9
|
288,000
|
81
|
||||||
5
|
2006
|
37,500
|
-1
|
(37,500)
|
1
|
37,500
|
1
|
||||||
6
|
2007
|
42,000
|
1
|
42,000
|
1
|
42,000
|
1
|
||||||
7
|
2008
|
45,500
|
3
|
136,500
|
9
|
409,500
|
81
|
||||||
8
|
2009
|
48,000
|
5
|
240,000
|
25
|
1,200,000
|
625
|
||||||
9
|
2010
|
49,500
|
7
|
346,500
|
49
|
2,425,500
|
2,401
|
||||||
10
|
2011
|
50,000
|
9
|
450,000
|
81
|
4,050,000
|
6,561
|
||||||
|
Σ
|
357,500
|
-
|
742,500
|
330
|
10,741,500
|
19,338
|
2.3 Penyusunan
Anggaran Penjualan
Manfaat
Penyusunan Anggaran Penjualan
Anggaran jualan merupakan anggaran dasar penyusunan
anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran
lainnya. Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran
jualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
Bila dapatan jualan lebih besar daripada beban,maka
perusahaan memperoleh laba dan sebaliknya. Bila dapatan jualan lebih kecil dari
beban maka perusahaan mendapat rugi. . agar perusahaan mendapat laba yang
maksimal, maka dapatan jualan harus dimaksimalkan setinggi-tingginya dan beban ditekan
serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per
unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara tersebut bisa ditempuh.
Namun, jika tidak memungkinkan cara lain yang dapat ditempuh yaitu menurukan
haga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas.
Contoh
Soal:
Perusahaan
dagang Tapin di Rantau ingin membuat ramalan jualan tahun 2020. Adapun data
jualan actual selama 4 tahun sbb
Tahun Jualan Harga
2016 4.400 u 73,71
2017 4.000 u 81,9
2018 3.800 u 90
2019 3.900 u 100
Pada
tahun 2020 perusahaan berencana menjual satu jenisbarang dengan harga jual per
unit sebesar @Rp. 100. Harga jual per unit tiap triwulan pada tahun 2020
mendatang di perkirakan naik 10% dari triwulan dibelakangnya.
Perkiraan
jualan triwulan I : 30%
II:
20%
III:
20%
IV:
30%
Berdasarkan
data tersebut buatlah ramalan jualan tahun 2020 dengan metode kuadrat terkecil
dan susunlah anggaran jualan tiap triwulannya.
|
|
|
|
|
|
|||
n
|
Tahun
|
Sales (Y)
|
X
|
|
XY
|
|||
1
|
2016
|
4,400
|
0
|
0
|
0
|
|||
2
|
2017
|
4,000
|
1
|
1
|
4,000
|
|||
3
|
2018
|
3,800
|
2
|
4
|
7,600
|
|||
4
|
2019
|
3,900
|
3
|
9
|
11,700
|
|||
Total
|
|
16,100
|
|
|
23,300
|
2.4 Penyusunan
Anggaran Produksi
Untuk menyusun anggaran produk atau anggaran produk jadi dihasilkan
periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi
akhir yang dianggarkan, yang menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk jadi
siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan produk yang
dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode ini.
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara pertama mengutamakan
stabilitas produk, kedua mengutamakan stabilitas sediaan, tiga gabungan antara
stabilitas produk dengan stabilitas sediaan dan keempat disesuaikan dengan
keperluan menejemen.
Contoh
Soal:
Perusahaan
Bata Tabihi selama tahun 2019 mendatang mempunyai rencana untuk memasarkan
produknya setahun sebanyak 600.000 unit.
Jualan
triwulan I: 20%
II: 25%
III: 25%
IV: 30%
Sediaan
awal produk jadi sebanyak 17.000 unit dan sediaan akhir produk jadi sebanyak
18.000 unit.
Bualah
anggaran produk tiap triwulannya dengan mengutamakan stabilitas produk dan
sediaan tiap triwulan sebanyak 18.000 unit.
|
Stabilitas Produk
|
|
|
|||||||
|
600,000
|
|
|
|
||||||
|
18,000
|
|
|
|
||||||
|
618,000
|
|
|
|
||||||
|
17,000
|
|
|
|
||||||
|
601,000
|
|
|
|
||||||
Anggaran produk tiap
triwulan
|
601,000
|
150,250
|
||||||||
|
|
|
4
|
|
||||||
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
||||||
Triwulan
|
||||||||||
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Setahun
|
|||||
Jualan
|
120,000
|
150,000
|
150,000
|
180,000
|
600,000
|
|||||
Per. Akhi
|
47,250
|
47,500
|
47,500
|
18,000
|
18,000
|
|||||
Produk siap Jual
|
167,250
|
197,500
|
197,750
|
198,000
|
618,000
|
|||||
Per. Awal
|
17,000
|
47,250
|
47,500
|
47,500
|
17,000
|
|||||
Pro. Jadi
|
150,250
|
150,250
|
150,250
|
150,250
|
601,000
|
|||||
Stabilitas Sediaan
|
|
|
Triwulan
|
I
|
120,000
|
|
II
|
150,000
|
|
III
|
150,000
|
|
IV
|
180,000
|
|
|
600,000
|
Triwulan
|
|||||
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Setahun
|
Jualan
|
120,000
|
150,000
|
150,000
|
180,000
|
600,000
|
Per. Akhi
|
18,000
|
18,000
|
18,000
|
18,000
|
18,000
|
Produk siap Jual
|
138,000
|
168,000
|
168,000
|
198,000
|
618,000
|
Per. Awal
|
17,000
|
18,000
|
18,000
|
18,000
|
17,000
|
Pro. Jadi
|
121,000
|
150,000
|
150,000
|
180,000
|
601,000
|
2.5 Penyusunan
Anggaran Bahan Baku
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Adapun tujuan
penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
a)
Dapat diketahui kuantitas bahan baku
dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu.
b)
Dapat diketahui harga bahan baku.
c)
Jumlah satuan uang bahan baku yang akan
dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang
disediakan untuk membeli bahan baku.
d)
Dalam penyusunan anggaran bahan baku
terdapat biaya bahan baku yang merupakan salah satu unsure biaya pabrik,
sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi.
Fungsi Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku
memiliki fungsi sebagai berikut :
1.
Sebagai dasar untuk menysun budget pembelian
bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa
banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh beberapa banyak satuan bahan
mentah dubutuhkan dalam proses produksi.
2.
Sebagai dasar untuk menyusun anggaran
biaya bahan mentah, besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh beberapa banyak
satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
3.
Sebagai data dan informasi untuk
menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.
Contoh
Soal:
Perusahaan
PT. Pandulangan memproduksi satu jenis produk. Produk jadi dianggarkan selama
triwulan 1 tahun 2008 sebagai berikut.
Januari 1.000 unit
Februari 1.100
unit
Maret 1.200 unit
Biaya
bahan baku standar per unit produk 2 kg @ Rp. 100= Rp. 200
Sediaan
bahan baku awal Januari 1998 sebanyak 50 kg
Sediaan
bahan baku akhir direncakan sebagai berikut.
Januari 100 kg
Februari 110
kg
Maret 120 kg
Syarat
bayar beli bahan baku 30% tunai, 40% bulan akan datang, dan 30% bulan
berikutnya lagi.
Berdasarkan
data tersebut, buatlah pada triwulan 1 dalam tiap bulan :
1. Anggaran
belian bahan baku dan biaya bahan baku
2. Anggaran
kas keluar untuk beli bahan baku
3. Anggaran
utang usaha
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
Anggaran Biaya Bahan Baku
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
Bulan
|
KSBB
|
HSt
|
BBBSP
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
Jan
|
1,000
|
200
|
200,000
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
Feb
|
1,100
|
200
|
220,000
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
Mar
|
1,200
|
200
|
240,000
|
|
||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||
|
Anggaran Belian Bahan Baku
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||
|
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Total
|
|
|||||||||||||||||||||||||
|
BBB
|
2,000
|
200,000
|
2,200
|
220,000
|
2,400
|
240,000
|
6,600
|
660,000
|
|
|||||||||||||||||||||
Per. Akhir
|
100
|
10,000
|
110
|
11,000
|
120
|
12,000
|
120
|
12,000
|
|
||||||||||||||||||||||
|
BB. Tersedia
|
2,100
|
210,000
|
2,310
|
231,000
|
2,520
|
252,000
|
6,720
|
672,000
|
|
|||||||||||||||||||||
|
Per. Awal
|
50
|
5,000
|
100
|
10,000
|
110
|
11,000
|
50
|
5,000
|
|
|||||||||||||||||||||
|
Belian BB
|
2,050
|
205,000
|
2,210
|
221,000
|
2,410
|
241,000
|
6,670
|
667,000
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
Angaran Kas Keluar
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
|
|||||
|
Belian
|
205,000
|
221,000
|
241,000
|
|
|||||
|
Tunai 30%
|
61,500
|
66,300
|
72,300
|
|
|||||
|
Bulan 1 40%
|
82,000
|
88,400
|
96,400
|
|
|||||
|
Bulan 2 30%
|
61,500
|
66,300
|
72,300
|
|
|||||
|
Bayar Hutang
|
|
82,000
|
88,400
|
|
|||||
|
|
61,500
|
|
|||||||
|
Kas Keluar
|
61,500
|
148,300
|
222,200
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
Anggaran Hutang
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
Bulan
|
Perhitungan
|
Jumlah
|
|
||||||
|
Jan
|
40%*205.000
|
82,000
|
143,500
|
|
|||||
|
30%*205.000
|
61,500
|
|
|||||||
|
Feb
|
40%*221.000
|
88,400
|
216,200
|
|
|||||
|
30%*221.000
|
66,300
|
|
|||||||
|
30%*205.000
|
61,500
|
|
|||||||
|
Mar
|
40%*241.000
|
96,400
|
235,000
|
|
|||||
|
30%*241.000
|
72,300
|
|
|||||||
|
30%*221.000
|
66,300
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|||||
2.6 Penyusunan
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja
langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung menolak produk untuk
perusahaan yang memproduksi kursi rotan yang disebut tenaga kerja langsung,
seperti: tukang potong rotan, tukang ukur kursi rotan, tukang rakit kursi
rotan, tukang ketam (pelicin) kursi rotan, tukang warna kursi rotan, Adapun
tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut membantu
menyelesaikan produk, seperti: mandor, manajer produksi, penyelia, dan
lain-lain.
Upah untuk
tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung (BTKL), sedangkan upah
untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja tak langsung
(BTKTL). Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan salah satu unsur dari biaya
overhead pabrik (BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang memelihara
alat produksi (seperti: montir, mekanik) termasuk unsur biaya pemeliharaan
pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik termasuk salah satu unsur biaya overhead
pabrik (BOP).
Anggaran
biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam
anggaran produk. Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu
unsur dari harga pokok produk. Harga pokok produk adalah salah satu biaya yang
berkaitan dengan produk. Oleh karena itu anggaran biaya tenaga kerja langsung
diperlukan dalam penghargapokokan produk per unit. Penghargapokokan produk per
unit sangat penting dalam penentuan harga jual. Di gamping itu juga dengan
disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat diperkirakan keperluan kas untuk biaya tenaga kerja
langsung. Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu
ditetapkan biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk
Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk
terdiri dari jam tenaga kerja langsung
dan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja Langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan Cara:
dan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja Langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan Cara:
a. Menghitung rata-rata
jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Mencoba jalan operasi
produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan penyilidikan
gerak dan waktu.
d. Mengadakan taksiran
yang wajar.
Memperhitungkan keloriggaran waktu untuk istirahat,
penundaan kerja yang tak bisa dihindari, dari faktor kelelahan.
Contoh
soal:
Perusahaan
Dodol Kandangan memproduksi satu jenis produk dengan harga pokok standar per kg
dodol sebagai berikut:
Biaya
tenaga kerja langsung 2kg @
100 = 200
Selama
tahun 2009 perusahaan menganggarkan produk jadi sebagai berikut:
Triwulan
I 10.000 kg
Triwulan
II 11.000 kg
Triwulan
III 12.000 kg
Triwulan
IV 13.000 kg
Buatlah
jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai dan anggaran biaya tenaga
kerja langsung.
|
|
|
|
|
||||
|
Dodol Kandangan
|
|
||||||
|
Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
|
|
||||||
|
Tiap Triwulan pada Tahun 2009
|
|
||||||
|
Triwulan
|
Dodol Kandangan
|
Total
|
|
||||
|
I
|
10.000*3
|
30,000
|
|
||||
|
II
|
11.000*3
|
33,000
|
|
||||
|
III
|
12.000*3
|
36,000
|
|
||||
|
IV
|
13.000*3
|
39,000
|
|
||||
|
Setahun
|
|
138,000
|
|
||||
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
||||
|
Dodol Kandangan
|
|
||||||
|
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
|
|
||||||
|
Tiap Triwulan pada Tahun 2009
|
|
||||||
|
Triwulan
|
Dodol Kandangan
|
Total
|
|
||||
|
I
|
30.000*50
|
1,500,000
|
|
||||
|
II
|
33.000*50
|
1,650,000
|
|
||||
|
III
|
36.000*30
|
1,800,000
|
|
||||
|
IV
|
39.000*30
|
1,950,000
|
|
||||
|
Setahun
|
|
6,900,000
|
|
||||
|
|
|
|
|
||||
BAB III
KESIMPULAN
Definisi
penganggaran berbeda dengan anggaran. Penganggaran adalah Proses menyusun
anggaran/ suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum
dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan data dan informasi, pembagian tugas,
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi. Sedangkan Anggaran (Budget) adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan atau hasil dari penganggaran tersebut.
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi. Sedangkan Anggaran (Budget) adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan atau hasil dari penganggaran tersebut.
Setiap perusahaan
didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal, untuk dapat
menghasilkan laba yang maksimal maka perusahaan tersebut harus memiliki produk
yang dapat dijual kepada masyarakat/konsumen.produk tersebut dapat berupa
produk non fisik maupun bahan mentah maupun barang jadi yang siap dikonsumsi.
selain produk yang dapat dijual kepada masyarakat, jika perusahaan tersebut
ingin meningkatkan jumlah produksinya maka produk tersebut harus barang
kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen. Untuk mencapai laba perusahaan maka
selain dari produk yang dihasilkan juga membutuhkan sumber daya yang memadai
untuk menghasilkan produk tersebut. Sumber daya tersebut dapat berupa: tanah,
mesin, tenaga kerja, modal, bahan baku dll.
Untuk dapat memiliki
sumber daya yang dibutuhkan, perusahaan dapat memperolehnya dari pemilik dalam
bentuk setoran modal atau pinjaman dari kreditur. Sedangkan untuk emmperoleh
bahan baku untuk proses produksi peruahaan dapat memperolehnya dari pemasok
bahan baku. Setelah proses produksi dan menghasilkan barang kemudian dijual
kepada konsumen maka perusahaan akan memperoleh laba usaha.
Dalam proses menggunakan sumber daya
kemudian menghasilkan produk sampai pada memasarkan produk trsebut perusahaan
perlu membuat suatu perencanaan yang baik agar operasi dapat berjalan sehingga
bisa mencapai tujuan utama yaitu meperoleh laba maksimum.
Jadi pada dasarnya anggaran ini adalah
rencana kerja organisasi atau perusahaan di masa mendatang. Proses penyiapan
anggaran inilah yang disebut penganggaran. Beberapa ahli telah mendefinisikan
anggaran diantaranaya:
Mulyadi (2001):
“Merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur
dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka
waktu satu tahun”
M. Nafarin (2004):
“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu
tertentu”
Garrison, Norren and
Brewer (2007): “Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan
penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu
tertentu”
Dari definisi angaran
diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana kerja organisasi atau
perusahaan di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal,
dan sistematis.
Rencana kerja
perusahaan ditulis dalam bentuk sederetan angka yang merupakan tujuan
perusahaan untuk memudahkan anggota organisasi melihat target yang ingin
dicapai perusahaan dalam periode tertentu. Rencana tersebut harus diupayakan
untuk direalisasikan oleh seluruh anggota. Langkah-langkah positif harus
diambil oleh perusahaan untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam
anggaran. Anggaran yang sudah dibuat juga harus dapat dikomunikasikan kepada
seluruh anggota organisasi dan disusun menggunakan urutan tertentu agar setiap
anggota organisasi dapat memahami target yang harus dicapai oleh perusahaan.
Jika dilihat bedasarkan
definisi anggaran memiliki kemiripan dengan ramalan dan proyeksi. Tetapi
ketiganya memiliki perbedaan. Ramalan merupakan prediksi tentang apa yang akan
terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi
agar sesuai dengan ramalannya. Mirip dengan anggaran, ramalan merupakan
taksiran mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tetapi
ramalan hanya dipengaruhi oleh faktor di luar pembuat ramalan, sedangkan
anggaran disusun sebagai sesuatu yang akan dikerjakan perusahaan pada periode
tertentu di masa mendatang. Perusahaan juga memiliki kemampuan untuk
merealisasikan, merubah atau menggagalkan rencan tersebut. Oleh karena itu
faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran ini adalah realistis
atau tidaknya. Realistis berarti anggaran di susun sesuai dengan kemampuan
sumber daya yang dimiliki.
Proyeksi adalah
perkiraan apa yang akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain
terjadi lebih dulu. Jadi proyeksi juga merupakan prediksi tentang sesuatu yang
akan terjadi di masa mendatang, tetapi dengan suatu persyaratan tertentu.
Sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi jika peristiwa lain terjadi atau tidak
terjadi lebih dulu. Dalam anggaran diperlukan langkah-langkah aktif yang harus
diambil oleh organisasi untuk merealisasikan apa yang direncanakan di dalam
anggaran.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Nafarin. Penganggaran Perusahaan. 2017. Salemba
Empat: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar