PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI
Dosen
Pengampu :
Wieta Chairunesia,
SE., M.Ak
Disusun
Oleh :
Khrisya Maherra
Dwidjati (33217010009)
Asma Izzati (33217010015)
Jessica Kristina (33216010007)
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI D3
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
2018
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................................. 3
1.1 Latar
Belakang................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................................. 4
BAB II Isi................................................................................................................................ 5
2.1 Definisi Dan Manfaat Anggaran Produksi........................................................................ 5
2.2 Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Produksi.......................................................... 7
2.2.1 Mengutamakan
Stabilitas Produk............................................................................ 7
2.2.2 Mengutamakan
Stabilitas Sediaan........................................................................... 14
2.2.3 Gabungan antara
Stabilitas Produk dengan Stabilitas Sediaan............................... 20
2.2.4
Disesuaikan dengan keperluan Manajemen............................................................. 22
BAB III Penutup.................................................................................................................... 24
Kesimpulan.............................................................................................................................. 24
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 25
Kata
Pengantar
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya
layak tercurahkan kepada Allah SWT., karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa
sallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini tepat pada waktunya.
Kami diberikan tugas untuk membuat makalah dengan judul “PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI”
Banyak
kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas ini tetapi dengan
semangat, kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak yang membantu terutama
kepada dosen pengampu Bahasa Indonesia Ibu Wieta Chairunesia, SE., M.Ak kami ucapkan
terima kasih, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini.
kami menyimpulkan bahwa tugas makalah
ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami menerima saran dan kritik, guna
kesempurnaan makalah kami.
Jakarta, 22 September 2019
Kelompok 3
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bagi perusahaan yang bergerak
dalam struktur pasar penjual, kegiatan produksi justru lebih penting dari
kegiatan jualan karena sebanyak apa pun produk yang diproduksi akan laku
dijual. Kebanyakan perusahaan bergerak dalam struktur pasar pembeli, sehingga
kegiatan produksi merupakan penunjang utama dari kegiatan jualan. Artinya
kegiatan produksi harus mempertimbangkan kegiatan jualan. Namun tidak hanya kegiatan
jualan yang perlu dipertimbangkan oleh kegiatan produksi, kebijaksanaan sediaan
produk juga perlu diperhatikan.
Perusahaan
yang mengutamakan stabilitas produk dalam penyusunan anggaran produk maka
tingkat kesediaan dibiarkan berfluktuasi (berubah) dengan syarat sediaan awal
dan akhir sesuai rencana semula, disisi lain pola produk juga harus konstan
(stabil). Namun apabila dalam satu periode jumlah keseluruhan produk dibagi
sama dalam masing-masing periode yang lebih pendek tidak menghasilkan bilangan
bulat, maka hanya beberapa periode produknya yang konstan (stabil).
Bila perusahaan yang
mengutamakan stabilitas sediaan seharusnya rencana sediaan konstan (stabil),
artinya sediaan awal sama dengan sediaan akhir dan tingkat produk dibiarkan
berfluktuasi (berubah). Apabila sediaan awal dengan rencana sediaan akhir tidak
sama, maka hanya beberapa periode sediaan yang sama (stabil).
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi dan manfaat anggaran
produksi
2. Langkah-langkah penyusunan anggaran
produksi
BAB
II
ISI
2.1
Definisi Dan Manfaat Anggaran Produksi
Produksi
(production) adalah proses mengolah produk, sedangkan Produk (product adalah
hasil produksi yang dalam arti luas meliputi barang dan jasa). Produk dapat
berupa produk jadi dan produk dalam proses. Dalam penyusunan anggaran produk ini,
kita hanya akan membahas makna produk dalam arti sempit, yaitu hanya berupa
barang.
Anggaran produk
(product budget) adalah anggaran untuk membuat produk jadi dan produk dalam
proses dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Produk jadi finished
goods) adalah produk yang siap untuk dijual. Produk dalam proses
(work-in-proces) adalah produk yang masih dalam penyelesaian. Anggaran
produksi disusun berdasarkan anggaran jualan dan anggaran sediaan produk.
Dalam penyusunan anggaran produk meliputi produk jadi. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan produk jadi yaitu produk. jadi periode ini atau disebut juga
dengan produk selesai dibuat periode ini atau produk selesai ditransfer ke
gudang. Seharusnya yang disebut produk adalah produk diproses (=produk masuk
produksi periode ini + sediaan produk dalam proses awal) atau produk yang
dihasilkan (=produk dan periode ini + sediaan produk dalam proses akhir). Contoh
:
produk yang dihasilkan atau produk
yang sedang diproses sebanyak 1.050 unit dan produk jadi periode ini sebanyak
980 unit, tampak seperti perhitungan berikut:
Jualan 1.000 unit
Sediaan produk jadi akhir 40
unit +
Produk siap dijual 1.040
unit
Sediaan produk jadi awal
60 unit -
Produk jadi periode ini
980 unit
Sediaan produk dalam proses akhir 70 unit +
Produk dihasilkan/produk diproses 1.050 unit
Sediaan produk dalam proses awal 65 unit -
Produk masuk produksi periode ini 985 unit
Anggaran produk seharusnya sampai
produk masuk produksi periode ini sebanyak 985 unit, tetapi karena tidak
terdapat produk dalam proses, maka produk jadi periode ini sebanyak 980 unit
seperti contoh tersebut yang dimaksudkan dengan produk dalam pembahasan
berikutnya pada bab ini.
Bila sediaan produk jadi awal sama
dengan akhir, maka unit produk jadi periode sama dengan jualan dalam unit.
Bila sediaan produk jadi awal sama
dengan akhir dan sediaan produk dalam proses awal sama dengan akhir, maka
produk masuk produksi sama dengan jualan dalam unit
Arti Produktivitas
Keproduktifan atau produktivitas
(productivity) adalah kemampuan (daya) untuk menghasilkan sesualu. Analisis
laporan keuangan pacia dasarnya bertujuan untuk mengukue produktivitas
keuangan. Produktivitas keuangan berarti kemampuan untuk menghasilkan likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas. Produktif adalah bersifat menghasilkan,
produksi adalah proses atau cara mengeluarkan hasil, dan produk adalah hasil
produksi. Contoh:
PT A dengan utang jangka pendek sebesar Rp 10.000
(masukan) menghasilkan asset lancar sebesar Rp 20.000 (keluaran). Proses atau
cara menghasilkan aset lancar sebesar Rp 20.000 disebut dengan produksi, aset
lancar sebesar Rp 20.000 disebut dengan produk, dan produktivitas adalah Rp
20.000 Rp 10.000 200 % , PT B dengan utang Jangka pendek sebesar Rp 10.000
(masukan) menghasilkan aset lancar sebesar Rp 8.000 (keluaran) berarti
produktivitasnya Rp 8.000 Rp 10.000 80%. Dengan demikian, PT A lebih produktif
dari PT B, karena PT A memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut istilah
kemampuan (daya) dalam definisi produktivitas berarti masukan (input),
sedangkan istilah menghasilkan berarti keluaran (output). Dengan demikian,
produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Produktivitas
=
Keluaran
Masukan
2.2 Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Produksi
Penyusunan anggaran produk dapat
disusun dengan empat cara, yaitu mengutamakan stabilitas produk, mengutamakan
stabilitas sediaan, gabungan antara stabilitas produk dan stabilitas sediaan,
serta disesuaikan dengan keperluan manajemen.
2.2.1 Mengutamakan Stabilitas Produk
Perusahaan yang mengutamakan stabilitas
produk dalam penyusunan anggaran produk maka tingkat sediaan dibiarkan
berfluktuasi (berubah) dengan syarat sediaan awal dan akhir sesuai rencana
semula, di sisi lain pola produk juga harus konstan (stabil). Namun apabila
dalam satu periode jumlah keseluruhan produk dibagi sama dalam masing-masing periode
yang lebih pendek tidak menghasilkan bilangan bulat, maka hanya beberapa periode
produknya yang konstan (stabil). Dalam penyusunan anggaran produk dengan
mengutamakan stabilitas produk diberikan dua jenis contoh, yaitu untuk
perusahaan yang memproduksi satu macam produk dan bermacam produk.
- Satu Macam Produk
Untuk menjelaskan penyusunan
anggaran produk yang memproduksi satu macam produk digunakan ilustrasi sebuah
Perusahaan Kecap Asli yang hanya memproduksi satu jenis kecap dan jualan tahun
2016 tiap triwulan dianggarkan pada
triwulan: I
43 botol,
II 45 botol,
III 47 botol,
IV 47 botol, +
Setahun 182 botol.
Direncanakan sediaan produk jadi awal sebanyak 13
botol dan sediaan produk jadi akhir sebanyak 15 botol.
Dari data tersebut, dapat disusun
anggaran produk tiap triwulan dengan mengutamakan stabilitas produk sebagai
berikut.
Jualan setahun 182
botol
Sediaan produk jadi akhir
15 botol +
Produk siap dijual 197
botol
Sediaan produk jadi awal
13 botol -
Produk jadi periode ini 184
botol
Anggaran produk tiap triwulan = 184 : 4 = 46 botol.
Dari perhitungan tersebut dibuat anggaran produk
seperti yang tampak pada Tabel 7-14
Perusahaan Kecap All
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
45
16
|
43
17
|
47
16
|
47
15
|
182
15 +
|
59
13
|
62
16
|
63
17
|
62
16
|
197
13 -
|
|
5.Produk Jadi
|
46
|
46
|
46
|
46
|
184
|
Tabel
7-1
Pada Gambar 7-1 tampak bahwa produk jadi tetap pada
angka 6 botol dan sediaan berfluktuasi dari 16 naik menjadi 17 dan turun
menjadi 16 kemudian 15.
Pada Tabel 7-1 tampak bahwa produk jadi konstan
(stabil), yaitu 46 botol tiap triwulan karena anggaran produk 184 botol setahun
dapat dibagi 4 triwulan menghasilkan bilangan bulat 46. Akan tetapi apabila produk
dalam setahun dibagi 4 triwulan menghasilkan bilangan pecah, sedangkan satuan
dalam botol tidak boleh pecah maka hanya beberapa triwulan yang produknya
konstan (stabil). Contoh: produk setahun 183 botol dibagi 4 triwulan 45,75
botol Bila dibulatkan per triwulan menjadi 46 batol, berarti setahun 4x46=184
botol, artinya kelebihan 1 botol karena setahun hanya 183 botol. Hal ini berarti
ada satu triwulan yang menghasilkan produk sebanyak 45 botol, sedangkan 3
triwulan lainnya menghasilkan produk masing-masing 46 botol. Produk terendah 45
botol adalah untuk jualan terendah 43 botol pada triwulan 1. Contoh: sediaan
akhir= 14 botol sedangkan tingkat jualan tidak berubah, maka anggaran produk
Perusahaan Kecap Asli tampak seperti pada Tabel 7-2
- Bermacam Produk
Untuk menjelaskan penyusunan
anggaran produk yang memproduksi dan menjual bermacam produk digunakan
ilustrasi Perusahaan Kecap Asli dengan data pada tahun 2016 sebagai berikut
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
43
15
|
45
16
|
47
15
|
47
14
|
182
14
+
|
58
13
|
61
15
|
62
16
|
61
15
|
196
13
-
|
|
5.Produk Jadi
|
46
|
46
|
46
|
46
|
183
|
Tabel
7-2
Taksiran sediaan produk jadi awal dan sediaan produk
jadi akhir
Jenis kecap: Sediaan
awal: Sediaan akhir:
Sedang (S)
4 botol
7 botol
Manis (M) 3 botol 3 botol
Asin (A)
3 botol +
5 botol +
Total (T) 10 botol 15
botol
Anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli pada tahun
2016 dapat dibuat secara ringkas
seperti yang tampak pada Tabel 7-3
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran jualan
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Jenis
Kecap
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||||||||||
B
|
M
|
T
|
B
|
M
|
T
|
B
|
M
|
T
|
B
|
M
|
T
|
B
|
M
|
T
|
|
Sedang
Manis
Asin
|
14
9
6
|
7
4
3
|
21
13
9
|
15
9
6
|
8
4
3
|
23
13
9
|
16
9
6
|
8
5
3
|
24
14
9
|
16
9
6
|
8
5
3
|
24
14
9
|
61
36
24
|
31
18
12
|
9
54
36
|
Jumlah
|
29
|
14
|
43
|
30
|
15
|
45
|
31
|
16
|
47
|
31
|
16
|
47
|
121
|
61
|
182
|
B= Banjarmasin, M= Martapura, T= Total Tabel 7-3
Bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses awal
dan akhir, maka dapat disusun
anggaran produk sebagai berikut.
Jualan tahun 2016 total 182 botol
Sediaan produk jadi akhir 15 botol +
Produk siap dijual 197
botol
Sediaan produk jadi awal 10 botol -
Anggaran produk tahun 2016 187 botol
Bila anggaran produk dibuat setahun
dalam tiap triwulan, maka produk tiap triwulan 187/4 = 46,75 botol atau bila dibulatkan
40 botol tiap triwulan Bila diproduksi tiap triwulan = 40 botol maka dalam
setahun diproduksi hanya 160 botol (yaitu, 4 x 40). Dengan demikian, terdapat
kekurangan = 187 – 160 = 27 botol.
Kekurangan 27 botol ini ditambahkan
pada tingkat jualan tertinggi pada tahun tersebut, yaitu triwulan II, III, IV
masing-masing mendapatkan tambahan 9 botol (yaitu,27 : 3).
Jadi, pada triwulan II, III, IV
diproduksi masing-masing 49 botol (yaitu, 40 + 9),
sehingga:
Tiga triwula =
147 botol
Triwulan I diproduksi = 40 botol +
Produk jadi setahun =
187 botol
Berdasarkan perbandingan jualan, maka rincian produknya
sebagai berikut
Triwulan I
Kecap sedang (21 +43) 40 = 20
botol
Kecap manis (13 + 43) x 40 = 12
botol
Kecap asin (9 + 43) x 40
= 8 botol +
Jumlah produk triwulan I = 40 botol
Jualan kecap triwulan 11. III, dan IV untuk
masing-masing jenis kecap berjumlah:
Kecap sedang 23 + 24 +24 = 71 botol
Kecap manis 13 + 14 + 14 = 41 botol
Kecap asin 9 + 9 + 9 = 27
botol +
Jumlah 139 botol
Rincian produk triwulan 11. 17, dan IV masing-masing
sebagai berikut.
Kecap sedang = (71 : 139) x 49 = 25 botol
Kecap manis = (41 : 139) x 49 = 14
botol
Kecap asin = (27 : 139 ) x 49 =
10 botol +
49 botol
Dari perhitungan tersebut di atas dibuatlah anggaran
produk yang mengutamakan stabilitas
produk seperti Tabel 7-4.
Perusahaan Kecap Asi
Anggaran Produk
Fahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
||||||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||||||||||||||||
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
|
Jualan
Sediaan akhir+
|
21
3
|
13
2
|
9
2
|
43
7
|
23
5
|
13
3
|
9
3
|
45
11
|
24
6
|
14
3
|
9
4
|
47
13
|
24
7
|
14
3
|
9
5
|
47
15
|
92
7
|
54
3
|
36
5
|
182
15
|
Kebutuhan
Sediaan Awal-
|
24
4
|
15
3
|
11
3
|
50
10
|
28
3
|
16
2
|
12
2
|
56
7
|
30
5
|
17
3
|
13
3
|
60
11
|
31
6
|
17
3
|
14
4
|
62
13
|
99
4
|
57
3
|
41
3
|
197
10
|
Produk jadi
|
20
|
12
|
8
|
40
|
25
|
14
|
10
|
49
|
25
|
14
|
10
|
49
|
25
|
14
|
10
|
49
|
95
|
54
|
38
|
187
|
Tabel
7-4
Dari "Tabel 7-4. terlihat pola produksi konstan
(stabil) pada triwulan II, III, IV, yaitu masing masing total produk sebanyak
49 botol dan hanya pada triwulan I produk total sebanyak 40 botol. Seharusnya
tiap triwulan total produk jumlahnya sama, tetapi karena produk setahun setelah
dibagi 4 tidak menghasilkan bilangan bulat, maka produk triwulan I berbeda
dengan produk triwulan lainnya.
2.2.2 Mengutamakan Stabilitas Sediaan
Dengan cara mengutamakan stabilitas
sediaan seharusnya rencana sediaan konstan (stabil). artinya sediaan awal sama
dengan sediaan akhir dan tingkat produk dibiarkan berfluktuasi (berubah).
Apabila sediaan awal dengan rencana sediaan akhir tidak sama, maka hanya beberapa
periode sediaan yang sama (stabil).
- Satu Macam Produk
Untuk menjelaskan penyusunan
anggaran produk yang memproduksi dan menjual satu macam produk dengan mengutamakan
stabilitas sediaan digunakan ilustrasi Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi
satu jenis produk kecap dan jualan yang dianggarkan tahun 2016 sebagai berikut.
Triwulan I
43 botol
II 45 botol
III
47 botol
IV 47
botol +
Jumlah 182 botol
Adapun sediaan awal dan akhir
direncanakan sama, yaitu 10 botal. Perhitungan anggaran produk tampak pada
Tabel 7-5.
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun yang Berakhir 31 Desember
2016
dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
43
10
|
45
10
|
47
10
|
47
10
|
182
10 +
|
53
10
|
55
10
|
57
10
|
57
10
|
192
10
-
|
|
5.Produk Jadi
|
43
|
45
|
47
|
47
|
182
|
Tabe
7-5
Pada Tabel 7-5 tampak bahwa sediaan
awal sama dengan sediaan akhir (konstan) tiap triwulan, yaitu sebanyak 10 botol
dan sebagai akibatnya tingkat jualan sama dengan tingkat produk.
Bila rencana sediaan awal tahun berbeda dengan akhir
tahun, sedangkan anggaran produk disusun dengan mengutamakan stabilitas
sediaan. Dengan demikian, terjadi selisih antara sediaan awal dengan sediaan akhir
Selisih tersebut dibagi 3 apabila ingin menyusun anggaran produk setahun yang
dirinci dalam tiap triwulan. Bila selisih tersebut setelah dibagi 3
menghasilkan bilangan bulat, maka hasilnya ini dialokasikan tiap triwulan untuk
menambah sediaan akhir yang terendah.
Misalnya Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu
jenis produk merencanakan:
Sediaan awal tahun 2016 sebanyak 10 botol
Sediaan akhir tahun 2016 sebanyak 13
botol +
Selisih 3 botol
Selisih 3 botol tersebut dibagi 3
yang kemudian menghasilkan 1 botol. Berarti sediaan awal tap triwulan ditambah
1 botol, kecuali sediaan triwulan I. Sediaan awal triwula dan sediaan akhir
triwulan IV tidak boleh ditambah atau dikurang sebab sudah merupakan rencana
sediaan awal dan akhir yang dibuat lebih dahulu.
Bila rencana jualan sama dengan
Tabel 7-5 dan perusahaan ingin menyusun anggaran produk dengan mengutamakan
stabilitas sediaan, maka dibuat seperti pada Tabel 7-6
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun yang Berakhir 31 Desember
2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
43
11
|
45
11
|
47
11
|
47
13
|
182
13 +
|
53
10
|
55
11
|
57
11
|
57
11
|
195
10
-
|
|
5.Produk Jadi
|
44
|
45
|
47
|
49
|
185
|
Tabel
7-6
- Bermacam Produk
Lihat kembali Tabel 7-6, tampak bahwa sediaan akhir
stabil sebanyak 11 botol pada triwulan I, II, dan II.
Untuk menjelaskan penyusunan
anggaran produk dengan bermacam produk dan mengutamakan stabilitas sediaan
digunakan ilustrasi Perusahaan Kecap Asli dengan data seandainya perusahaan
memproduksi lebih dari satu macam produk, sedangkan sediaan awal dan akhir
tahun direncanakan tidak sama besarnya, maka selisih sediaan awal dan akhir
tersebut dialokasikan dengan cara sebagai berikut.
Jenis Kecap
|
Rencana Sediaan 2016
|
Selisih
|
Selisih Dibagi 3
|
|
Awal
|
Akhir
|
|||
Sedang (S)
|
4 botol
|
7
botol
|
3
|
1
|
Manis (M)
|
3
botol
|
3
botol
|
0
|
0
|
Asin (A)
|
3
botol
|
5
botol
|
2
|
0,67
|
Total (T)
|
10
botol
|
15
botol
|
5
|
1,67
|
Bila anggaran produk setahun
disusun secara triwulan, maka selisih yang dibagi 3 tersebut ditambahkan pada
sediaan awal tiap triwulan, kecuali sediaan awal triwulan I dan sediaan akhir
triwulan IV. Untuk kecap sedang sediaan awal tiap triwulan, yaitu triwulan II,
III, dan IV ditambah 1 botol.
Kecap manis tidak mendapatkan
tambahan sediaan karena sediaan awal kecap manis Dengan sediaan akhir Untuk
kecap asin, karena selisih sediaan 0.67 tidak merupakan bilangan bulat, maka
selisih 0,67 dijadikan 1. Artinya sediaan awal tiap triwulan ditambah 1, tetapi
hanya 2 wulan yang mendapatkan tambahan sediaan yaitu triwulan yang tingkat
jualannya tertinggi. Bila anggaran jualan tahun 2016 yang kita gunakan datanya sama
dengan Tabel 7-3, maka sediaan awal kecap asin yang tidak mendapatkan tambahan sediaan
adalah pada triwulan II dan yang mendapatkan tambahan sediaan awal adalah pada
triwulan III dan IV. Jualan kecap asin tiap triwulan berjumlah 9 botol,
seharusnya tiap triwulan mendapatkan tambahan sediaan awal sebanyak 1 botol,
tetapi karena selisih sediaan kecap asin hanya 2 botol, maka pada triwulan III
dan IV yang total jualannya tertinggi yang mendapat tambahan sediaan
masing-masing sebanyak 1 botol.
Setelah itu dapat disusun anggaran produk seperti
yang tampak pada Tabel 7-7
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
||||||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||||||||||||||||
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
|
Jualan
Sediaan akhir+
|
21
5
|
13
3
|
9
3
|
43
11
|
23
5
|
13
3
|
9
4
|
45
12
|
24
5
|
14
3
|
9
4
|
47
12
|
24
7
|
14
3
|
9
5
|
47
15
|
92
7
|
54
3
|
36
5
|
182
15
|
Kebutuhan
Sediaan Awal-
|
26
4
|
16
3
|
12
3
|
54
10
|
28
5
|
16
3
|
13
3
|
57
11
|
29
5
|
17
3
|
13
4
|
59
12
|
31
5
|
17
3
|
14
4
|
62
12
|
99
4
|
57
3
|
41
3
|
197
10
|
Produk jadi
|
22
|
13
|
9
|
44
|
23
|
13
|
10
|
46
|
24
|
14
|
9
|
47
|
26
|
14
|
10
|
50
|
95
|
54
|
38
|
187
|
Tabel 7-7
Pada Tabel 7-7 tampak bahwa sediaan
akhir stabil hanya untuk dua triwulan yaitu triwulan II dan III (masing-masing
kecap sedang sebanyak 5 botol, kecap manis sebanyak 3 botol. Dan kecap asin
sebanyak 4 botol). Bila sediaan awal lebih besar dari sediaan akhir, misalnya:
Jenis Kecap
|
Rencana Sediaan 2016
|
Selisih
|
Selisih Dibagi 3
|
|
Awal
|
Akhir
|
|||
Sedang (S)
|
4 botol
|
7
botol
|
3
|
1
|
Manis (M)
|
3
botol
|
3
botol
|
0
|
0
|
Asin (A)
|
3
botol
|
5
botol
|
2
|
0,67
|
Total (T)
|
10
botol
|
15
botol
|
5
|
1,67
|
Misalnya rencana jualan sama dengan Tabel 7-3
seperti yang baru dibahas, maka anggaran produk dapat kita susun seperti pada
Tabel 7-8.
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
||||||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||||||||||||||||
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
S
|
M
|
A
|
T
|
|
Jualan
Sediaan akhir+
|
21
6
|
13
3
|
9
4
|
43
13
|
23
6
|
13
3
|
9
4
|
45
13
|
24
6
|
14
3
|
9
5
|
47
14
|
24
4
|
14
3
|
9
3
|
47
10
|
92
4
|
54
3
|
36
3
|
182
1
|
Kebutuhan
Sediaan Awal-
|
27
7
|
16
3
|
13
5
|
56
15
|
29
6
|
16
3
|
13
4
|
58
13
|
30
6
|
17
3
|
14
4
|
61
13
|
28
6
|
17
3
|
12
5
|
57
14
|
96
7
|
57
3
|
39
5
|
192
15
|
Produk jadi
|
20
|
13
|
8
|
41
|
23
|
13
|
9
|
45
|
24
|
14
|
10
|
48
|
22
|
14
|
7
|
43
|
89
|
54
|
34
|
177
|
Tabel 7-8
Pada Tabel 7-8 tampak bahwa sediaan stabil pada
triwulan I dan II (masing-masing kecap sedang sebanyak 6 botol, kecap manis
sebanyak 3 botol, dan kecap asin sebanyak 4 botol)
2.2.3 Gabungan antara Stabilitas Produk dengan
Stabilitas Sediaan
Pada cara gabungan ini bila tingkat
produk stabil maka ada kemungkinan tingkat sediaan berubah, tetapi bila tingkat
sediaan stabil maka ada kemungkinan tingkat produk berubah. Jadi, pada cara
gabungan ini suatu saat produk stabil dan pada saat lain sediaan stabil tingkat produk berubah dan pada saat lain
tingkat sediaan yang pada suatu saat atau
mengalami perubahan. Berubahnya tingkat produk dan tingkat sediaan
biasanya diberi batasan minimal dan maksimal.
Contoh: sediaan minimal sebanyak 8
botol dan maksimal sebanyak 18 botol. Produk jadi minimal tiap triwulan
sebanyak 40 botol dan maksimal sebanyak 60 botol. Rencana sediaan awal tahun
2016 sebanyak 10 botol dan sediaan akhir sebanyak 15 botol. Anggaran jualan
dari Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu macam produk selama tahun 2016
sebagai berikut.
Triwulan I 43 botol
II 45 botol
III 47 botol
IV 47 botol +
Setahun 182 botol
Dari data tersebut di atas dapat dibuat anggaran
produk dengan cara kombinasi seperti yang tampak pada Tabel 7-9
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
43
11
|
45
11
|
47
13
|
47
15
|
182
15 +
|
54
10
|
56
11
|
60
11
|
62
13
|
197
10
-
|
|
5.Produk Jadi
|
44
|
45
|
49
|
49
|
187
|
Tabel
7-9
Pada Tabel 7-9 tampak bahwa triwulan III dan IV
produk stabil (konstan) dengan tingkat produk sebanyak 49 botol, namun pada triwulan
I dan II tampak bahwa sediaan akhir stabil dengan tingkat sediaan sebanyak 11
botol dan tingkat produk yang berfluktuasi.
2.2.4 Disesuaikan dengan keperluan Manajemen
Anggaran produk dapat juga dibuat
sesuai keperluan manajemen. Dalam hal ini manajemen dapat menentukan tingkat
sediaan setiap periode. Manajemen menentukan tingkat sediaan setiap periode
karena manajemen ingin mengatur tingkat putaran sediaan Contoh: anggaran jualan
Perusahaan Kecap Asli seperti pada Tabel 7-9, yaitu triwulan I,II,III, dan IV
masing-masing 43 botol, 45 botol, 47 botol dan 47 botol. Kemudian manajemen menetapkan
sediaan akhir triwulan I, II, III, dan IV masing-masing 11 botol, 12 botol 13 botol,
dan 13 botol. Dengan demikian, bila sediaan awal tahun sebanyak 10 botol maka anggaran
produk dibuat seperti yang tampak pada Tabel 7-10.
Dengan tingkat sediaan akhir seperti tampak pada
Tabel 7-10. berarti manajemen menghendaki putaran sediaan
triwulan I = 43 botol : 11 botol = 3,91
kali
triwulan II = 45 botol : (11 botol
+ 12 botol) 2) = 3,91 kali
triwulan III = 47 botol : {(12
botol + 13 botol) : 2) = 3,76 kali
triwulan IV = 47 botol : (13 botol
+ 13 botol) : 2) = 3,62 kali
Tingkat putaran sediaan dihitung dengan rumus :
Putaran sediaan
produk jadi = Jualan
Rata-rata
sediaan produk jadi
Putaran sediaan
produk jadi = Sediaan produk jadi awal + Sediaan Produk jadi akhir
Rata-rata
sediaan produk jadi
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam Botol)
Keterangan
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.Jualan
2.Sediaan akhir +
3.Produk siap dijual
4.Sediaan awal -
|
43
11
|
45
12
|
47
13
|
47
13
|
182
13 +
|
54
10
|
57
11
|
60
12
|
60
13
|
195
10
-
|
|
5.Produk Jadi
|
44
|
46
|
48
|
47
|
185
|
Table
7-10
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anggaran
produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demikian,
istilah anggaran produksi tidaklah tepat.
Untuk menyusun anggaran produk atau
anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran
jualan dditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, yang menghasilkan produk
jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal
menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi
dihasilkan periode ini.
Anggaran produk dapat disusun dalam
empat cara pertama mengutamakan stabilitas produk, kedua mengutamakan stabilitas
sediaan, tiga gabungan antara stabilitas produk dengan stabilitas sediaan dan
keempat disesuaikan dengan keperluan menejemen.
Daftar Pustaka
Penganggaran Perusahaan/Nafarin M. Edisi Ketiga – Jakarta: Salemba Empat,
2007
Sangat bagus
BalasHapusHallo kak!
HapusTerimakasih, saya sangat senang apabila ada kritik maupun saran yang dapat saya terima :)