PENGANGGARAN PERUSAHAAN
DEFINISI, MANFAAT, FAKTOR
DAN LANGKAH- LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAAN
Dosen
Pengampu :
Wieta
Chairunesia. SE., M. Ak
Disusun
Oleh :
SITI
NUROHMAH
33217010012
RISKA
AULIA
33217010016
Fakultas
Ekonomi Bisnis
Universitas
Mercu Buana
Jakarta
2019
DAFTAR
ISI
COVER
Daftar Isi............................................................................................................... i
BAB I PENDAULUAN
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3
Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Anggaran Penjualan................................................................ 3
2.1.1Manfaat
Anggaran Penjualan............................................................ 4
2.2
Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan.................................................. 5
2.3
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Anggaran........................................ 5
2.4
Penyusunan Anggaran Perusahaan............................................................ 9
2.4.1
Hal- hal dalam penyusunan Anggaran.......................................... 9
2.5
Perhitungan Anggaran metode Kuadrat
Terkecil...................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan Penjualan memegang peran penting dalam
meningkatkan jualan. Tidak ada satupunp perusahaan yang mampu bertahan apabila
perusahaan tersebut tidak mampumenjual barang atau jasa yang dihasilkan nya.
Oleh karena itu, bila sebuah perusahaan diumpamakan tubuh manusia maka kegiatan
penjualan dapat diumpakan kegiatan jantung manusia. Dengan kata lain apabila
kerja jantung terganggu maka terganggulah seluruh tubuhnya. Apabila jantungnya
berhenti bekerja maka meninggal lah manusia itu.
Apa yang diumpamakan di atas adalah perumpamaan
betapa pentingnya kegiatan penjualan bagi perusahaan yang akan diumpamakan
kerja jantung pada tubuh manusia. Secara ekstrem dapat dikatakan betapapun
baiknya kegiatan lainnya, tetapi apabila sampai perusahaan tidak mampu menjual
barang atau jasa maka lonceng kematian akan segera berbunyi. Sebaliknya apabila
perusahaan mampu meningkatkan jualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan
untuk memperbesar dan meningkatkan laba.
Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai
suatu alat untuk dapat menjelaskan tujuan-tujuan organisasi ke dimensi
kuantitatif dari waktu, serta mengkomunikasikannya kepada manajer-manajer
tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang maupun jangka pendek.
Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan serangkaian aktivitas yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk anggaran (Amrul dan Nasir, 2002).
Anggaran adalah salah salah satu bentuk perencanaan yang diperlukan oleh
perusahaan. Dengan demikian kompleks permasalahan yang ada akan setiap kegiatan
harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang baik. Sehingga dalam makalah
ini penulis mendeskripsikan beberapa hal yang penting mengenai anggaran
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa
pengertian Anggaran penjualan ?
2. Apa
manfaat penyusunan anggaran penjualan ?
3. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan ?
4. Bagaimana
Langkah- Langkah Penyusunan anggaran penjualan ?
5. Bagaimana
cara menghitung ketepatan anggaran penjualan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
definisi anggaran penjualan dan manfaat membuat anggaran penjualan
2. Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
3. Mengetahui
cara perhitungan anggaran penjualan yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anggaran Penjualan
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau
anggaran hasil proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu
kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tetentu.
Penjualan (selling) adalah
proses kegiatan menjual,yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk
didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales) adalah hasil
penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki arti yang berbeda
dengan jualan.
Anggaran jualan disusun oleh
fungsi penjualan ( dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas
lagi fungsi manajer pemasaran). Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka
dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu.
Jualan merupakan unsur dapatan
(revenues) yang disebut dapatan jualan ( sales revenues). Jualan terdiri atas
jualan kotor dan jualan bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan
potongan dan retur jualan .
Contoh :
Jualan kotor Rp11.000
Potongan Jualan Rp750
ReturJualan (Rp250) -
(Rp1.000) -
Jualan Bersih Rp10.000
Retur Jualan adalah
dikembalikannya sejumlah barang yang dijual oleh pembeli kepada penjual akibat
tidak sesuai dengan pesanan, misalnya : terdapat cacat tersembunyi,tidak sesuai
ukuran dan kualitas tidak sesuai.
Potongan jualan adalah potongan
harga jual yang diberikan penjual kepada pembeli, misalnya : mendapat potongan
karena membeli dalam jumlah yang besar atau membayar secara tunai.
2.2.1
Manfaat
Anggaran Jualan
Anggaran jualan merupakan anggaran dasar penyusunan
anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran
lainnya. Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran
jualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
Bila dapatan jualan lebih besar daripada beban,maka
perusahaan memperoleh laba dan sebaliknya. Bila dapatan jualan lebih kecil dari
beban maka perusahaan mendapat rugi. . agar perusahaan mendapat laba yang
maksimal, maka dapatan jualan harus dimaksimalkan setinggi-tingginya dan beban ditekan
serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per
unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara tersebut bisa ditempuh.
Namun, jika tidak memungkinkan cara lain yang dapat ditempuh yaitu menurukan
haga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas
Contoh : Saat ini perusahaan mampu menjual 1.000
unit dengan harga jual per unit Rp.10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga
jual per unit menjadi Rp.11 dan barang yang dijual meningkat menjadi 1.100.
Perusahaan juga dapat menurunkan harga jual per unit menjadi Rp.9 untuk
meningkatkan kuantitas barang yang dijual sebanyak 1.500 Unit. Misalnya :
Semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp.6 dapat ditekan menjadi
Rp.5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti perhitungan dibawah
ini.
Perhitungan
Harga Pokok barang terjual tersebut sebagai berikut
Semula
= 1000 Unit x Rp6 = Rp6.000
Kuantitas
dan Harga Meningkat = 1.110 Unit x Rp5 = Rp5.500
Harga
turun dan Kuantitas meningkat = 1.500 x Rp5 = Rp7500
Keterangan
|
Semula
|
Kuantitas dan
Harga Meningkat
|
Harga Turun dan Kuantitas Meningkat
|
Kualitas
terjual
Harga
Jual per Unit
|
1.000
Unit
Rp10
|
1.100
Unit
Rp11
|
1.500
Unit
Rp9
|
Jualan
Harga
Pokok barang Terjual
|
10.000
Unit
Rp6000
Unit
|
Rp12.100
Rp.5.500
|
Rp13.500
Rp7.500
|
Laba
Kotor
|
Rp4.000
|
Rp6.000
|
Rp6.000
|
2.1
Tujuan
Penyusunan Angaran Penjualan
Anggaran penjualan digunakan untuk
meramalkan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang
dengan memperhatikan data yang merupakan cerminan kejadian perusahaan dimasa
lalu, khususnya dibidang penjualan.[1][2]
Kegunaan anggaran penjualan sendiri sebagai:
[2]Pedoman kerja, Alat koordinasi dan
pengawasan kerja dan, Sebagai dasar
penyusunan budget-budget yang lainnya.
2.2
Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
Menurut
menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu terdapat dua faktor yang mempengaruhi
anggaran penjualan, yaitu: [3]
1.
Faktor internal
a. Penjualan
tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta
kemungkinan perluasannya.
d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun
keahlian
e. Modal
kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas lain yang menunjang.
2.
Faktor ekternal
a. Keadaan
pesaing dipasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang
yang dihasilkan
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang
berpengaruh
Menurut M. Nafarin
(2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Faktor
Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal,
regional, nasional,atau internasional; keadaan persaingan, apakah bersifat
monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen
apakah konsumen akhir atau konsumen industry
3. Faktor
Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai
kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan,
seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan
lain-lain.
4.
Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain
dengan meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau
sebaliknya.
Misalnya
saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga jual per unit
Rp100,00, harga pokok per unit Rp80,00,dan beban usaha sebulan
Rp15.000,00,modal usaha yang diperlukan Rp20.000,00.Setelah itu perusahaan
ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha menjadi meningkat
Rp25.000,00dan beban usaha meningkat menjadi Rp18.000,00. Harga jual dan harga
pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah dengan meningkat jualan dapat
meningkatkan rentabilitas ekonomis.
Perhitungan
rentabilitas ekonomis semula sebagai berikut:
Jualan
1.000 unit @ Rp100,00 =Rp100.000,00
Harga
pokok barang terjual 1.000 unit Rp80 =Rp80.000,00
Laba
kotor =Rp
20.000,00
Beban
usaha =Rp
15.000,00
Laba
usaha =Rp 5.000,00
Rentabilitas
ekonomi = 5.000 / 20.000 = 25%
Perhitungan
rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut:
Jualan
1.200 unit @ Rp100,00 =Rp120.000,00
Harga
pokok barang terjual 1.200 unit @ Rp80,00 =Rp
96.000,00
Laba
kotor =Rp
24.000,00
Beban
usaha =Rp
18.000,00
Laba
usaha =Rp 6.000,00
Rentabilitas
ekonomis = 6.000/ 25.000 = 24%
Pada
perhitungan tersebut tampak jualan meningkat dari Rp100.000,00menjadi
Rp120.000,00dan laba usaha juga meningkat dari Rp5.000,00menjadi
Rp6.000,00,tetapi rentabilitasekonomis turun dari 25% menjadi 24%. Hal ini
berarti rencana untuk meningkatkan jualan dengan menambah modal usaha perlu
dikaji kembali (belum dapat disetujui).
5. Faktor
Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan
kualitas nomor satu sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan
nomor tiga menjadi tertutup
6. Faktor
Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi
anggaran, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu,
pakaian, mainan dan lain-lain.
7. Faktor
Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan
Misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan
menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yang ketat,
bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang. Atau kondisi lain, seperti
barang yang dijual apakah tidak bertentangan dengan social dan budaya
masyarakat, apakah tidak menggangu lingkungan, dan apakah tidak dibatasi oleh
peraturan pemerintah.
8. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu
memenuhi target penjualan yang dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja
mudah dan murah.
9. Faktor
Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan
ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran
yang disusun harus dapat dipertahankan.
2.3
Penyusunan
anggaran penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang
perlu diperhatikan menurut M. Nafarin (2007 : 176), yaitu:
1. Mempertimbangkan
faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
2. Menetapkan
harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
3. Membuat
taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan
produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
4. Memperhitungkan anggaran penjualan.
5. Menyusun anggaran penjualan
6. Bentuk
Anggaran Penjualan
2.4.1 Beberapa Hal Yang
Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan :
a. Rincian
jumlah dan jenis produk perusahaan.
Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan
jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing produk
tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan dijumlahkan, namun untuk
keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis peroduk yang dijual tersebut
diketahui jumlahnya.
b. Rincian
daerah pemasaran.
Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam
penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk
perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana
penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran
yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar
tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling umum
digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan
pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.
c. Diskriminasi
harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat
beberapa perusahaan yang menetapkan harga yan8g sama bagi penjualan produknya
untuk seluruh daerah pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula
bahwa terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga
untuk daerah yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat
ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga
dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk
masing-masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk
perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya,
karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
pemasaran yang lainnya.
d. Potongan
harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan
sangat sering dijumpai adanya potongan harga. Bagi pembeli atau distributor
yang membeli dalam jumlah tertentu, atau pembayarannya dengan jangka waktu
tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan
pengawasan penjualan produk perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun
seharusnya disebutkan seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh
perusahaan sehubungan dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus
tersebut. Pengawasan pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila
perusahaan telah mempersiapkan didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi
perusahaan-perusahaan dimana potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin,
misalnya dihubungkan dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran
penjualan yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian.
Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri,
namun tidak jarang pula yang langsung digabungkan dengan anggaran penjualan
yang ada.
Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu
periode atau satu tahun. Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan
pengawasan dalam perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun
ini juga dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa
perusahaan yang mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer,
agen dan distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk
perusahaan perbulan dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan
jalan menjumlahkan seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan
yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan
penjualan bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang
telah ada dari beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan
berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
2.4
Perhitungan
Anggaran Penjualan Metode Kuadat Terkecil
Ilustrasi Anggaran Jualan
|
|||||
Tahun
|
Triwulan
|
Setahun
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
2011
|
28
|
32
|
36
|
34
|
130
|
2012
|
32
|
35
|
38
|
40
|
145
|
2013
|
36
|
37
|
38
|
39
|
150
|
2014
|
40
|
40
|
42
|
43
|
165
|
2015
|
44
|
41
|
41
|
44
|
170
|
Jumlah
|
180
|
185
|
195
|
200
|
760
|
Rata-rata
|
36
|
37
|
39
|
40
|
|
%
|
23.68
|
24.34
|
25.66
|
26.32
|
100%
|
Daerah
penjualan, yaitu Banjarmasin (Bjm) dan Martapura dengan perbandingan 2 : 1
Berikut
harga jual per konsep :
Banjarmasin Martapura
Kecap
Sedang Rp 500 Rp
600
Kecap
Manis Rp 600
Rp
750
Kecap
Asin Rp 500 Rp
600
Distribusi
Penjualan tiap jenis produk (barang) ditaksir untuk kecap sedang (50%), kecap
manis sebanyak (30%), dan kecap asin (20%).
Ramalan
Penjualan Dengan Metode Kuadrat Terkecil
N
|
TAHUN
|
JUALAN
|
X
|
X2
|
XY
|
1
|
2011
|
130
|
0
|
0
|
0
|
2
|
2012
|
145
|
1
|
1
|
145
|
3
|
2013
|
150
|
2
|
4
|
300
|
4
|
2014
|
165
|
3
|
9
|
495
|
5
|
2015
|
170
|
4
|
16
|
680
|
∑
|
760
|
10
|
30
|
1620
|
Persamaan tren garis
lurus Y = a + bX
Y = 132 + 10X
Ramalan jualan tahun
2016 = 132 + 10(5) = 182. Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol
untuk daerah Banjarmasindan Martapura dengan perbandingan 2 : 1
Banjarmasin 2/3 X182 = 121 botol
Martapura 1/3 X 182 = 61 botol
Jumlah
= 182botol
Banjarmasi
Kecap sedang 50% X 21 =61 botol
Kecap manis 30% X121 =36 botol
Kecap asin 20%X 121 =24 botol
Jumlah =121 botol
Martapura
Kecap sedang 50% X 61 =31 botol
Kecap manis 30% X 61 =18 boto1
Kecap asin 20%X 61 =12 botol
Jumlah = 61 botol
Total =182 botol
BAB III
PENUTUP
2.3
Simpulan
Anggaran
jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan.
Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada
pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.Kegunaan anggaran jualan
terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak
dalam memperoleh laba.
Faktor
yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor:
pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi,
dan lain-lain.
Penyusunan
anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran
jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah
tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yangakandijual
danpenentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya
adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan terakhir disusunlah anggaran
jualan.
DAFTAR PUSTAKA
Penganggaran
Perusahaan/ Nafarin M. Edisi Ketiga –Jakarta: Salemba Empat, 2007 1 jil., 21 x
26 cm, 820 hal
Rudianto. 2009. Penganggaran tehnik dan konsep penyusunan
anggaran. Erlangga.
Tendiharunam,
sri rahayu. 2007. Penyusunan anggaran
perusahaan. yogyakarta Graha ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar