Minggu, 20 Oktober 2019

PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAAN


PENGANGGARAN PERUSAHAAN
DEFINISI, MANFAAT, FAKTOR DAN LANGKAH- LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAAN









Dosen Pengampu :
Wieta Chairunesia. SE., M. Ak

Disusun Oleh :

SITI NUROHMAH
33217010012
RISKA AULIA
33217010016

Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2019
DAFTAR ISI
COVER
Daftar Isi............................................................................................................... i
BAB I PENDAULUAN
1.1  Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3  Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Anggaran Penjualan................................................................ 3
2.1.1Manfaat Anggaran Penjualan............................................................ 4
2.2  Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan.................................................. 5
2.3  Faktor – faktor yang mempengaruhi Anggaran........................................ 5
2.4  Penyusunan Anggaran Perusahaan............................................................ 9
2.4.1        Hal- hal dalam penyusunan Anggaran.......................................... 9
2.5  Perhitungan Anggaran metode Kuadrat Terkecil...................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1  Simpulan.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17










BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Kegiatan Penjualan memegang peran penting dalam meningkatkan jualan. Tidak ada satupunp perusahaan yang mampu bertahan apabila perusahaan tersebut tidak mampumenjual barang atau jasa yang dihasilkan nya. Oleh karena itu, bila sebuah perusahaan diumpamakan tubuh manusia maka kegiatan penjualan dapat diumpakan kegiatan jantung manusia. Dengan kata lain apabila kerja jantung terganggu maka terganggulah seluruh tubuhnya. Apabila jantungnya berhenti bekerja maka meninggal lah manusia itu.
Apa yang diumpamakan di atas adalah perumpamaan betapa pentingnya kegiatan penjualan bagi perusahaan yang akan diumpamakan kerja jantung pada tubuh manusia. Secara ekstrem dapat dikatakan betapapun baiknya kegiatan lainnya, tetapi apabila sampai perusahaan tidak mampu menjual barang atau jasa maka lonceng kematian akan segera berbunyi. Sebaliknya apabila perusahaan mampu meningkatkan jualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan untuk memperbesar dan meningkatkan laba.
Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk dapat menjelaskan tujuan-tujuan organisasi ke dimensi kuantitatif dari waktu, serta mengkomunikasikannya kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk anggaran (Amrul dan Nasir, 2002). Anggaran adalah salah salah satu bentuk perencanaan yang diperlukan oleh perusahaan. Dengan demikian kompleks permasalahan yang ada akan setiap kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang baik. Sehingga dalam makalah ini penulis mendeskripsikan beberapa hal yang penting mengenai anggaran perusahaan.
1.2  Rumusan Masalah
            Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian Anggaran penjualan ?
2.      Apa manfaat  penyusunan anggaran penjualan ?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan ?
4.      Bagaimana Langkah- Langkah Penyusunan anggaran penjualan ?
5.      Bagaimana cara menghitung ketepatan anggaran penjualan ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi anggaran penjualan dan manfaat membuat anggaran penjualan
2.      Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
3.      Mengetahui cara perhitungan anggaran penjualan yang tepat.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Anggaran Penjualan
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tetentu.
                Penjualan (selling) adalah proses kegiatan menjual,yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales) adalah hasil penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki arti yang berbeda dengan jualan.
                Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan ( dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi fungsi manajer pemasaran). Anggaran jualan merupakan  rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu.
                Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut dapatan jualan ( sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur jualan .
Contoh :
Jualan kotor                                                                                       Rp11.000
Potongan Jualan                               Rp750
ReturJualan                                        (Rp250)         -
                                                                                                                (Rp1.000)         -
Jualan Bersih                                                                                      Rp10.000
               
                Retur Jualan adalah dikembalikannya sejumlah barang yang dijual oleh pembeli kepada penjual akibat tidak sesuai dengan pesanan, misalnya : terdapat cacat tersembunyi,tidak sesuai ukuran dan kualitas tidak sesuai.
                Potongan jualan adalah potongan harga jual yang diberikan penjual kepada pembeli, misalnya : mendapat potongan karena membeli dalam jumlah yang besar atau membayar secara tunai.
2.2.1          Manfaat Anggaran Jualan
Anggaran jualan merupakan anggaran dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran jualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
Bila dapatan jualan lebih besar daripada beban,maka perusahaan memperoleh laba dan sebaliknya. Bila dapatan jualan lebih kecil dari beban maka perusahaan mendapat rugi. . agar perusahaan mendapat laba yang maksimal, maka dapatan jualan harus dimaksimalkan  setinggi-tingginya dan beban ditekan serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara tersebut bisa ditempuh. Namun, jika tidak memungkinkan cara lain yang dapat ditempuh yaitu menurukan haga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas
Contoh : Saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga jual per unit Rp.10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga jual per unit menjadi Rp.11 dan barang yang dijual meningkat menjadi 1.100. Perusahaan juga dapat menurunkan harga jual per unit menjadi Rp.9 untuk meningkatkan kuantitas barang yang dijual sebanyak 1.500 Unit. Misalnya : Semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp.6 dapat ditekan menjadi Rp.5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti perhitungan dibawah ini.
Perhitungan Harga Pokok barang terjual tersebut sebagai berikut
Semula = 1000 Unit x Rp6 = Rp6.000
Kuantitas dan Harga Meningkat = 1.110 Unit x Rp5 = Rp5.500
Harga turun dan Kuantitas meningkat = 1.500 x Rp5 = Rp7500
Keterangan
Semula
Kuantitas dan
Harga Meningkat
Harga Turun dan Kuantitas Meningkat
Kualitas terjual
Harga Jual per Unit
1.000 Unit
Rp10
1.100 Unit
Rp11
1.500 Unit
Rp9
Jualan
Harga Pokok barang Terjual
10.000 Unit
Rp6000 Unit
Rp12.100
Rp.5.500
Rp13.500
Rp7.500
Laba Kotor
Rp4.000
Rp6.000
Rp6.000

2.1      Tujuan Penyusunan Angaran Penjualan
Anggaran penjualan digunakan untuk meramalkan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan cerminan kejadian perusahaan dimasa lalu, khususnya dibidang penjualan.[1][2] Kegunaan anggaran penjualan sendiri sebagai:
[2]Pedoman kerja, Alat koordinasi dan pengawasan kerja dan, Sebagai  dasar penyusunan budget-budget yang lainnya.
2.2      Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
Menurut menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu terdapat dua faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan, yaitu: [3]
1.      Faktor internal
a.       Penjualan tahun-tahun yang lalu
b.      Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c.        Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya.
d.       Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahlian
e.       Modal kerja yang dimiliki perusahaan
f.        Fasilitas lain yang menunjang.
2.      Faktor ekternal
a.       Keadaan pesaing dipasar
b.       Posisi perusahaan dalam persaingan
c.        Tingkat pertumbuhan penduduk
d.       Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
e.        Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1.      Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industry
3.      Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
4.        Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
Misalnya saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga jual per unit Rp100,00, harga pokok per unit Rp80,00,dan beban usaha sebulan Rp15.000,00,modal usaha yang diperlukan Rp20.000,00.Setelah itu perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha menjadi meningkat Rp25.000,00dan beban usaha meningkat menjadi Rp18.000,00. Harga jual dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah dengan meningkat jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis.
Perhitungan rentabilitas ekonomis semula sebagai berikut:
Jualan 1.000 unit @ Rp100,00                                   =Rp100.000,00
Harga pokok barang terjual 1.000 unit Rp80              =Rp80.000,00
Laba kotor                                                                   =Rp 20.000,00
Beban usaha                                                                =Rp 15.000,00
Laba usaha                                                                  =Rp 5.000,00
Rentabilitas ekonomi  = 5.000 / 20.000 = 25%
Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut:
Jualan 1.200 unit @ Rp100,00                                   =Rp120.000,00
Harga pokok barang terjual 1.200 unit @ Rp80,00    =Rp 96.000,00
Laba kotor                                                                   =Rp 24.000,00
Beban usaha                                                                =Rp 18.000,00
Laba usaha                                                                  =Rp 6.000,00
Rentabilitas ekonomis = 6.000/ 25.000 = 24%
Pada perhitungan tersebut tampak jualan meningkat dari Rp100.000,00menjadi Rp120.000,00dan laba usaha juga meningkat dari Rp5.000,00menjadi Rp6.000,00,tetapi rentabilitasekonomis turun dari 25% menjadi 24%. Hal ini berarti rencana untuk meningkatkan jualan dengan menambah modal usaha perlu dikaji kembali (belum dapat disetujui).
5.      Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
6.      Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.
7.      Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan
Misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yang ketat, bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang. Atau kondisi lain, seperti barang yang dijual apakah tidak bertentangan dengan social dan budaya masyarakat, apakah tidak menggangu lingkungan, dan apakah tidak dibatasi oleh peraturan pemerintah.
8.       Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
9.      Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat dipertahankan.


2.3      Penyusunan anggaran penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan menurut M. Nafarin (2007 : 176), yaitu:
1.      Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
2.      Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
3.      Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
4.       Memperhitungkan anggaran penjualan.
5.       Menyusun anggaran penjualan
6.      Bentuk Anggaran Penjualan
2.4.1 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan :
a.       Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.
Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.
b.      Rincian daerah pemasaran.
Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling umum digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.
c.       Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga yan8g sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk masing-masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya, karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah pemasaran yang lainnya.
d.      Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu, atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah mempersiapkan didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya dihubungkan dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian. Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri, namun tidak jarang pula yang langsung digabungkan dengan anggaran penjualan yang ada.
Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu tahun. Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
2.4      Perhitungan Anggaran Penjualan Metode Kuadat Terkecil
Ilustrasi Anggaran Jualan
Tahun
Triwulan
Setahun
I
II
III
IV
2011
28
32
36
34
130
2012
32
35
38
40
145
2013
36
37
38
39
150
2014
40
40
42
43
165
2015
44
41
41
44
170
Jumlah
180
185
195
200
760
Rata-rata
36
37
39
40

%
23.68
24.34
25.66
26.32
100%

Daerah penjualan, yaitu Banjarmasin (Bjm) dan Martapura dengan perbandingan 2 : 1
Berikut harga jual per konsep :
Banjarmasin                            Martapura
Kecap Sedang                                       Rp 500                                  Rp 600
Kecap Manis                                         Rp 600                                  Rp 750
Kecap Asin                                           Rp 500                                  Rp 600
Distribusi Penjualan tiap jenis produk (barang) ditaksir untuk kecap sedang (50%), kecap manis sebanyak (30%), dan kecap asin (20%).
Ramalan Penjualan Dengan Metode Kuadrat Terkecil
N
TAHUN
JUALAN
X
X2
XY
1
2011
130
0
0
0
2
2012
145
1
1
145
3
2013
150
2
4
300
4
2014
165
3
9
495
5
2015
170
4
16
680
760
10
30
1620

Persamaan tren garis lurus  Y = a + bX
            Y = 132 + 10X
Ramalan jualan tahun 2016 = 132 + 10(5) = 182. Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol untuk daerah Banjarmasindan Martapura dengan perbandingan 2 : 1
Banjarmasin                2/3 X182 = 121 botol
Martapura                    1/3 X 182 = 61 botol
 Jumlah                                         = 182botol
Banjarmasi
Kecap sedang              50% X 21 =61 botol
Kecap manis                30% X121 =36 botol
Kecap asin                   20%X 121 =24 botol
Jumlah                                           =121 botol
Martapura
Kecap sedang              50% X 61 =31 botol
Kecap manis                30% X 61 =18 boto1
Kecap asin                   20%X 61  =12 botol
Jumlah                                          = 61 botol
Total                                             =182 botol





















BAB III
PENUTUP
2.3       Simpulan
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba.
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain.
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yangakandijual danpenentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan terakhir disusunlah anggaran jualan.













DAFTAR PUSTAKA
Penganggaran Perusahaan/ Nafarin M. Edisi Ketiga –Jakarta: Salemba Empat, 2007 1 jil., 21 x 26 cm, 820 hal
Rudianto. 2009.  Penganggaran tehnik dan konsep penyusunan anggaran. Erlangga.
Tendiharunam, sri rahayu. 2007. Penyusunan anggaran perusahaan. yogyakarta Graha ilmu.


 [2]Tendiharunam, sri rahayu.  Penyusunan anggaran perusahaan. Hlm. 45
[3]Ibid. Hlm. 46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar